SportFEAT.com - Kepala Kru Aprilia, Antonio Jimenez mengungkap bagaimana Ducati meraup keuntungan besar dengan memiliki delapan motor setiap balapan MotoGP.
Antonio Jimenez adalah kepala kru Aleix Espargaro di tim Aprilia.
Sudah tentu ia turut mengawasi jalannya tiap kompetisi balapan MotoGP di Aprilia dengan melihat performa para kompetitor, termasuk Ducati.
Antonio Jimenez sangat mengawasi Ducati karena besarnya kekuatan tim Merah Borgo Panigale itu di MotoGP saat ini.
Baca Juga: Bos Ducati Tepis Gosip Jorge Martin Masih Marah dan Tuding Tim Lain Sebenarnya Cuma Iri
Terutama dengan kekuatan delapan motor yang masing-masing tersebar di satu tim pabrikan (Ducati) dan tiga tim satelit (Pramac, Gresini, VR46).
Antonio Jimenez menyoroti betapa besarnya keuntungan Ducati tiap kali balapan dengan memiliki delapan motor.
Terutama dalam reaksi cepat mengatur motor untuk setiap kebutuhan. Apalagi jika diterapkan di sesi tes.
Tak heran jika Jimenez menganggap bahwa kompetisi MotoGP saat ini, dengan melawan 8 Ducati, bukanlah situasi ideal untuk tim-tim lain.
"Itu benar bahwa kami sekarang beperang melawan delapan Ducati, evolusinya jauh lebih cepat. Karena ketika misalnya tiga hari tes, mereka bisa jauh lebih cepat melakukan pengembangan dan memperbaiki kekurangan," kata Antonio Jimenez dikutip Sportfeat dari Motorcycle Sports.
Sementara dalam balapan, Jimenez menyontohkan ketika timnya harus satu persatu memeriksa konfigurasi setiap aspek motor.
Sedangkan Ducati, karena memiliki delapan motor, mereka bisa menerapkan dan menguji setiap hal yang diperlukan di masing-masing motor secara berbeda.
Hasilnya bisa didapat lebih cepat.
"Di dalam balapan Grand Prix, dengan delapan motor, mereka bisa menggunakan delapan konfigurasi berbeda," ujar Antonio Jimenez.
"Sedangkan kami, kalau kami punya masalah, kami masih harus menunggu."
"Mereka dengan delapan pembalap, apalagi memiliki seorang Gigi Dall'Igna bisa mengatur pengaturan ke masing-masing motor berbeda."
"Mendistribusikan pengaturan elektronik ke satu motor, kemudian pengaturan ban ke motor kedua, suspensi ke motor ketiga, konfigurasi geometri lalu ke yang lain, lalu tinggal menarik kesimpulan."
"Kalau sudah memasuki FP2, mereka sudah ada di level lain, sedangkan kami masih berkutat dengan masalah, alih-alih maju, bisa jadi kami malah mundur," imbuhnya.
Source | : | Motorcycle Sports |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |