Mulai dari fisik pembalap yang terkuras sampai risiko yang berlipat ganda.
Salah satu sosok yang vokal menyuarakan pendapatnya tentang kemungkinan dampak negatif dari balapan Sprint adalah Livio Suppo.
Mantan manajer tim Honda dan Suzuki itu masih tak habis pikir mengapa Dorna Sports harus menambahan balapan Sprint yang menurutnya tidak menambah nilai jual MotoGP.
"Kita perlu memikirkan mengapa MotoGP kehilangan penonton sekarang ini," kata Suppo dikutip Sportfeat dari Motociclismo.it.
"Kita tahu bahwa pensiunnya Valentino Rossi memiliki efek besar tetapi di sisi lain ajang sebelah seperti Formula1 tetap terus menerus mampu memenuhi tribunnya kemanapun seri mereka digelar, padahal tiketnya lebih mahal dari kita."
"Jadi seharusnya kita mencari tahu bagaimana membuat MotoGP menjadi sesuatu yang ingin ditonton banyak orang dengan segala cara (yang lebih baik)," katanya lagi.
Menurut Suppo, balapan Sprint bukan menjadi solusi yang tepat untuk mendongkrak jumlah penonton MotoGP.
Malah, Suppo mengkhawatirkan keselamatan para pembalap. Karena dengan adanya dua balapan di setiap seri, persaingan lebih diperebutkan, membuat risiko juga ikut lebih tinggi.
"Dari sudut pandang pribadi, saya memiliki banyak keraguan karena berbagai alasan," kata Suppo.
"Olahraga kami ini adalah olahraga yang berisiko, jadi seharusnya momen-momen tertentu harus dikurangi. Tapi ini malah digandakan."
"Yang kedua, kita harus tahu apa alasan menambahkan Sprint Race. Jika untuk membuat lebih banyak orang menonton di hari Sabtu, apalagi kualifikasi, mungkin iya bisa."
"Tapi kalau untuk membuat orang tertarik pada MotoGP, saya rasa tidak akan bisa. Buktinya WSBK pun sudah melakukan Sprint Race, bahkan ada 3 kali balapan malahan. Tapi balapan WSBK tetap saja bukan balapan motor populer daripada MotoGP," tandasnya.
Baca Juga: Yamaha Gengsi Hadapi Perubahan di Tengah Gempuran Mesin V4 di MotoGP
Source | : | Motociclismo.it |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |