Bahkan menginjak semifinal pun sulit di setiap turnamen yang mereka ikuti. Padahal, Chia/Soh sangat berambisi menjuarai turnamen reguler BWF, sebab mereka sama sekali belum pernah juara meski sudah berpasangan sejak 2017 silam.
"Di game pertama kami membuat banyak kesalahan sendiri yang membuat lawan kami unggul jauh. Kemudian lagi-lagi di game kedua kami sudah unggul tapi terkejar garagara error ini," kata Aaron Chia dikutip Sportfeat dari New Straits Times.
Aaron Chia mengakui bahwa ia dan Soh Wooi Yik masih belum memiliki resep untuk mengalahkan ganda putra top elite dunia secara konsisten.
Termasuk Liu Yu Chen yang sejak masih berpasangan dengan Li Jun Hui pun menjadi momok menakutkan bagi Chia/Soh.
"Yu Chen, sejauh yang kami tahu memang pemain solid. Bahkan dengan mantan parnternya dulu Li Jun Hui pun kami belum pernah mengalahkan mereka," kata Chia.
Dianggap tertekan karena bermain di hadapan publik sendiri dengan ekspektasi yang tinggi, diakui oleh Aaron Chia.
"Tentu saja ada tekanan bermain di rumah sendiri di depan publik pendukung kami, tapi kami tidak bisa menggunakan itu sebagai alasan kekalahan kami, kami harus bertanggung jawab," katanya.
"Sebab kami akan terus bertemu pasangan top dunia seperti ini di setiap turnamen," imbuhnya.
Kekalahan memalukan Chia/Soh di Malaysia Open 2023 jelas menjadi alarm keras bagi Rexy Mainaky selaku Direktur Kepelatihan Ganda BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia).
Amarah Rexy tersirat dalam komentarnya dalam menanggapi kekalahan Chia/Soh yang lagi-lagi terjadi secara mengecewakan.
Rexy menyebut bahwa Chia/Soh bermain seperti tanpa jiwa.
"Kalau kita lihat di game pertama, mereka seperti pasangan yang tidak punya nyawa. Mereka hanya bermain asal memukul tanpa arah yang jelas."
"Tidak ada penyesalan dan hanya menunggu lawan melakukan kesalahan," kata Rexy Mainaky.
Rexy berulang kali menekankan bahwa Chia/Soh harus benar-benar berbenah jika mereka mau bertahan sebagai ganda putra top 10.
Apalagi titel juara dunia masih ada di pundak mereka. Rexy sangat kecewa jika Chia/Soh bermain tak tentu arah dan tidak konsisten yang mana hal ini terus berulang.
"Pemain kelas dunia harus punya rasa tanggung jawab. Kami para pelatih dan manajemen di BAM kan sudah memberikan fasilitas yang dibutuhkan."
"Jika bermain di sebuah turnamen, mereka harusnya punya hasrat besar untuk menang. Kalaupun kalah, kalahnya terhormat," ucap Rexy.
"Tetapi kemarin, saya lihat game pertama saja, saya kecewa sekali karena mereka bermain seperti tidak berarti apa-apa, hanya memukul kok dan berharap kesalahan lawan," imbuhnya.
Rexy sekali lagi ingin berdiskusi dengan Chia/Soh, terkait ada masalah apakah dengan mereka sampai permainan mereka sangat drastis menurun dan sulit konsisten.
"Selama ini kami telah bertemu dengan mereka dan bertanya tentang target dan tujuan mereka. Kali ini saya ingin tahu persis apa yang sebenarnya mereka inginkan sebagai individu."
"Sekaligus untuk melihat bagaimana kami dapat membuat mereka lebih banyak berkomitmen dan tanggung jawab," tukasnya.
Source | : | Thestar.com.my |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |