Peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu juga terlihat sudah kehabisan ide untuk membuat lawan lengah.
Ginting sempat mengejar dan mempertipis jarak menjadi 8-10, tetapi ia masih terus tertinggal dan tak pernah lagi unggul hingga kehilangan gim pertama dengan skor 14-21.
Pada gim kedua, asa sempat terbuka bagi Ginting untuk memaksakan rubber game.
Pemain besutan SGS PLN Bandung sempat unggul dan mendominasi permainan di sepanjang gim kedua sampai interval 11-9.
Setelah break interval, momentum masih jadi milik Ginting sampai 13-11.
Baca Juga: Hasil Malaysia Open 2023 - Comeback 10 Poin Beruntun, Apriyani/Fadia Benamkan Unggulan Korea Selatan
Sayangnya, lagi-lagi pukulan Ginting melebar ke sisi forehand corner lawan.
Memang sisi itu menjadi celah kelemahan Tsuneyama beberapa kali saat Ginting meraih angka.
Tetapi eksekusinya mulai sering gagal.
Ginting sempat mencoba untuk meladeni reli lob dari lawan, namun ia terlanjur masuk ke dalam tempo permainan lawan dan terus disetir sampai akhirnya berbalik tertinggal 13-15.
Memasuki poin krusial ini, Ginting masih berupaya untuk menambah angka.
Namun yang terjadi justru serangannya menjadi bumerang ketika masih saja mampu dikembalikan lawan.
Ironisnya dalam situasi ini Ginting benar-benar sudah tertekan dan ia pun mungkin tidak sempat memikirkan break atau rehat sebentar untuk mencari napas sekaligus menahan laju angka lawan.
Ginting terkunci lama di angka 13 sampai tertinggal 13-19. Artinya Tsuneyama telah meraih 9 poin beruntun.
Ginting sempat menambah angka dan memutus poin beruntun lawan menjadi 14-19 hingga 16-20. Tetapi selisih skor sudah terlalu jauh.
Tsuneyama jauh lebih ulet, tidak mudah dimatikan dan sangat lebih jarang membuat unforced error, hingga mengunci kemenangan gim kedua.
Ginting kalah dengan skor akhir 14-21, 16-21 dalam 50 menit.
Source | : | SportFEAT.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |