Usut punya usut, ternyata alasan pabrikan berlogo sayap tunggal itu sampai mau merekrut Ken Kawauchi tidak lepas dari situasi terpuruk Honda sendiri sekaligus memanfaatkan kesempatan.
Alberto Puig selaku Manajer Tim Honda, mengungkap bahwa Honda sangat gencar sedang melatih para insinyur mereka demi memajukan pengembangan motor RC213V di MotoGP yang dalam dua tahun terakhir mengalami kemunduran secara masif.
Honda bahkan kemarin di MotoGP 2022, harus rela mengukir sejarah buruk dengan berakhir di dasark klasemen konstruktor.
Honda lantas giat melakukan pelatihan kepada para insinyur muda mereka di Jepang. Dan dalam kegiatan ini, Honda butuh sosok penting yang vital, di mana posisi ini diserahkan pada Takeo Yokoyama.
Bukan cuma secara teknis, namun juga secara level kepribadian yang akan sangat mempengaruhi kerja mereka jika sudah diterjunkan di lapangan di tanah Eropa.
Karena posisis Yokoyama kosong, Honda gerak cepat mencari pengganti yang di saat bersamaan ada sosok Ken Kawauchi yang tersedia. Kawauchi juga orang Jepang yang pasti memiliki prinsip untuk menjaga kesetiaan bersama Suzuki.
Namun karena bencana tak terduga di mana Suzuki hengkang dari MotoGP dan menghentikan semua kegiatan di ajang balap apapun, otomatis Kawauchi menjadi pengangguran. Padahal, passion-nya di dunia racing sangat tinggi.
Di situlah Honda memanfaatkan kesempatan. Apalagi Kawauchi juga menjadi orang yang terlibat dalam kesukesan Suzuki meraih juara dunia MotoGP 2020 lewat Joan Mir.
"Alasan pertama adalah karena kami membutuhkan orang di Jepang untuk melatih dan mengawasi para insinyur kami di Honda," jelas Albeto Puig dalam wawancara bersama Motorsport.es.
"Para insinyur muda Jepang itu punya banyak potensi tapi pengalamannya masih minim. Dan di sinilah peran Takeo Yokoyama diperlukan, dia dipilih menjadi supervisor di sana. Sehingga jabatannya sebagai Direktur Teknis harus ditinggalkan dan diisi orang lain."
"Dan Ken Kawauchi adalah jawabannya," imbuh Puig.
Source | : | Motorsport.es |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |