Tunggal putra China yang pernah menduduki ranking dua dunia itu pun sempat yakin ia punya momentum di akhir game ketiga.
Namun Jonatan jauh lebih ngotot dan lebih percaya diri.
"Pertandingan hari ini (kemarin, Red) perlu kerja keras yang lebih, karena lawannya cukup kuat," ucap Shi Yu Qi dikutip Sportfeat dari BolaSport.com.
"Apalagi yang poin terakhir kan tinggal beda sedikit, cukup menantang yang kali ini," tukasnya.
Kendati kalah dengan skor tipis, Shi Yu Qi tidak menyesal sama sekali dikalahkan Jonatan.
Bagi Shi, pencapaiannya sampai di semifinal turnamen Super 500 itu sudah cukup baik mengingat ia juga baru comeback ke turnamen internasional belum lama.
"Saya merasa sudah cukup baik," ucap Shi.
"Sekarang sampai semifinal cukup puas buat saya, karena habis pemulihan dan butuh build up, dan cukup puas untuk itu," imbuhnya.
Shi Yu Qi biasanya memiliki stroke pukulan yang cukup sulit untuk tunggal putra Merah Putih. Namun oleh Jonatan, keunggulan itu sukses ditenggelamkan.
Area deep forehan corner menjadi kelemahan Shi yang sukses dikupas habis oleh Jonatan sepanjang laga semifinal kemarin.
Jonatan juga tidak memberikan Shi bola-bola ke tengah, yang mana ini sempat membuat kompatriotnya Anthony Sinisuka Ginting salah strategi.
Hal itu dijelaskan oleh pelatih tunggal putra Indonesia, Irwansyah.
"Iya kalau dari Ginting kemarin itu ada sedikit salah strategi. Harusnya tidak memberi umpan ke bola dari tengah depan karena Shi Yu Qi pintar main di depan tengah arena net," kata Irwansyah.
Hari ini Irwansyah bisa bersantai ria dalam memantau final Indonesia Masters 2023.
Pasalnya gelar tunggal putra sudah digaransi menjadi milik Indoneisa lewat pertemuan Jonatan dengan Chico Aura Dwi Wardoyo. Pemandangan All Indonesian Final di Istora Senayan ini terakhir kali terlihat adalah pada tahun 2008 ketika Sony Dwi Kuncoro bertemu Simon Santoso.
Source | : | BolaSport.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |