SportFEAT.com - Istora Senayan Jakarta menjadi tempat yang bersahabat bagi tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie usai mencetak dua gelar bergengsi.
Begitu kental diingatan, Jonatan Christie yang saat itu berusia 21 tahun meraih medali emas Asian Games 2018.
Berlaga di Istora Senayan Selasa, (28/8/2018), pemain yang akrab disapa Jojo itu meraih kemenangan atas wakil Taiwan, Chou Tien Chen yang saat itu berstatus unggulan keempat.
Jojo melewati laga yang begitu ketat selama 73 menit dengan skor 21-18, 20-22, 21-15.
Baca Juga: Pelajaran yang Dipetik Chico usai Kalah dari Jonatan Christie di Final Indonesia Masters 2023
Torehan itu begitu spesial usai terakhir kali tunggal putra Indonesia meraih medali emas Asian Games terjadi di edisi 2006 yang saat itu dimenangkan Taufik Hidayat.
Medali emas Asian Games 2018 yang diraih Jonatan Christie itu tak didapat dengan mudah.
Jawara Swiss Open 2022 itu mampu melewati hadangan Shi Yu Qi (China) yang saat itu merupakan unggulan pertama di babak 32 besar.
Selain itu, ia juga mampu melewati hadangan Kenta Nishimoto yang saat itu berstatus unggulan kedelapan di babak semifinal.
Di tahun 2023, magis Istora Senayan kembali bersahabat bagi pemain ranking tiga dunia itu.
Jonatan Christie mampu meraih gelar Indonesia Masters 2023 yang digelar Minggu (29/1) malam kemarin.
Gelar Indonesia Masters 2023 cukup spesial baginya, pasalnya ia untuk pertama kali sepanjang kariernya meraih gelar super 500.
Baca Juga: Cuma Gagal di 2 Edisi, Leo/Daniel Lanjutkan Tradisi Ganda Putra Merah Putih Juarai Indonesia Masters
Sebelumnya, Jonatan Christie hanya mentok meraih gelar di super 300.
Di final Indonesia Masters 2023, pemain kelahiran Jakarta itu mengalahkan rekan senegaranya, Chico Aura Dwi Wardoyo.
Jonatan Christie mengakhiri laga dengan straight games langsung, 21-15, 21-13.
"Bersyukur bisa merasakan gelar juara BWF Super 500 seusai biasanya hanya mampu meraih di level Super 300," kata Jonatan Christie dikutip Sportfeat dari PBSI.id.
Gelar ini merupakan penantian sejak cukup lama."
"Saya sempat mencoba terus gagal. Saya berterima kasih kepada pelatih yang telah percaya kepada kami."
"Saya rasa ini merupakan buah kerja keras semua kami," ungkap Jojo lagi.
Jonatan Christie sebenarnya memiliki kesempatan untuk meraih gelar di ajang super 300 lebih di, Japan Open 2019 (750), French Open 2019 (750), dan Korea open 2022 (500).
Sayangnya di ketiga final itu, Jonatan Christie harus puas sebagai runner up.
"Saya percaya setiap orang punya takdirnya," sebut Jojo.
"Semua tidak pernah tahu, saya selalu diingatkan pelatih untuk tidak menyerah dan menyerahkan usaha yang dilakukan semuanya kepada Tuhan."
"Setidaknya sudah berjuang maksimal mungkin di lapangan," pungkas Jojo.
Source | : | PBSI.id |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Nestri Y |