SportFEAT.com - MotoGP adalah salah satu olahraga yang paling digemari di seluruh dunia.
Berbagai peralatan canggih ditambah dengan pembalap yang melaju kencang di lintasan balap menjadikan olahraga ini punya banyak penggemar.
Bicara soal MotoGP, ada cukup banyak faktor yang membuat balapan begitu seru salah satunya soal hal yang membuat seorang pembalap menang dalam sebuah balapan.
Dibutuhkan kondisi mental pembalap dan juga kondisi motor yang sempurna agar seorang pembalap memenangi pertarungan di lintasan.
Selain faktor fisik, soal teknis juga menjadi hal yang sangat penting dan salah satu faktor teknis yang menentukan adalah ban yang ada pada motor MotoGP.
Ban di motor MotoGP memiliki berbagai konfigurasi mulai dari hard, soft, atau gabungan dari keduanya.
Bicara soal ban motor MotoGP, ternyata ada berbagai hal menarik yang bisa kita bahas.
Buat kamu yang suka balapan, pembahasan ini wajib sekali kamu baca sampai habis.
Penasaran apa saja hal menarik soal ban motor di MotoGP? SportFEAT bakal membahasnya secara lengkap untuk kamu.
Hal Menarik Soal Ban motor MotoGP
Di tahun 2015, produsen ban yang menyuplai ban di MotoGP adalah Michellin yang disambut antusias oleh pengguna.
Selain itu Michellin sebenarnya bakal berakhir kontraknya di tahun 2023 yang kemudian kontraknya mereka perpanjang lagi hingga 2026.
CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta menyatakan rasa gembiranya ketika Mochellin bergabung kembali ke MotoGP.
“Kami sangat bangga dapat melanjutkan kemitraan kami dengan Michelin hingga setidaknya tahun 2026. Michelin telah menjadi mitra penting bagi MotoGP sejak menjadi pemasok ban untuk kelas utama pada tahun 2016, membantu kami menciptakan salah satu era kompetisi sepeda motor terbesar.” Ucap Ezpeleta.
“Sejarah balap Grand Prix. Saya senang kita akan mencapai satu dekade kolaborasi dan saya harap kita dapat terus membangun fondasi yang luar biasa ini bersama-sama. Kesepakatan ini adalah berita fantastis bagi kami semua di Championship.” Lanjutnya.
Dua Tipe Ban Dihadirkan
Michelin memproduksi dua jenis ban MotoGP. Ban slick, yang digunakan dalam kondisi kering, dan ban hujan, yang digunakan secara eksklusif saat ada air di lintasan.
Dalam dua jenis ban ini, pengendara dapat memilih dari tiga kompon untuk balapan kering yaitu soft, hard, dan keduanya.
Namun pemilihan ban bukan hanya soal apakah balapan akan memiliki kondisi kering atau basah.
Misalnya, perbedaan suhu sangat menentukan jadi mereka harus lebih teliti saat memilih mana yang cocok mereka gunakan.
Mungkin ada balapan dengan suhu udara sekitar 15°C atau dua kali lebih tinggi. Ini tidak hanya memengaruhi pengendara dan mesin, tetapi juga ban.
Baca Juga: 10 Hal Tentang Fabio Di Giannantonio, Pembalap Gresini Ducati yang Sangat Dambakan Pulau Bali
Faktanya, mereka harus menghadapi suhu yang jauh lebih agresif dan bervariasi di trek, terkadang menyentuh aspal dengan suhu lebih dari 60°C.
Itulah sebabnya Michelin mengembangkan rangkaian senyawa yang berbeda untuk setiap GP.
Selain itu, karena trek memiliki jumlah belokan kiri dan kanan yang berbeda, atau memiliki area yang menyebabkan keausan yang tidak biasa, Michelin membuat ban asimetris, menghasilkan karet dengan kompon berbeda di satu sisi dan sisi lainnya.
Jumlah Ban yang Diberikan pada Pembalap
Untuk setiap balapan, Michelin mengangkut ratusan ban yang dirancang khusus untuk rute tersebut dan suhu paling umum di sana tergantung pada tanggal penyelenggaraan GP.
Setiap pengendara diberikan 22 ban soft, medium, dan hard dry, dimana 10 untuk depan dan 12 untuk belakang.
Untuk ban hujan, disediakan 13 ban per pengendara, enam ban depan dan tujuh ban belakang.
Selain itu, jika dua sesi klasifikasi dalam kondisi basah, set lainnya akan disediakan.
Temperatur di Ban MotoGP
Michelin juga telah mengatur suhu ban yang harus dipanaskan sebelum digunakan.
Mekanik harus memadamkan pemanas setidaknya selama satu jam di dalam boks untuk mencapai suhu 90°C sebelum keluar ke trek.
Pada beberapa kesempatan, bahkan disarankan untuk memperpanjang waktu ini hingga dua jam. Performa ideal ban dan suhu pengoperasian di trek adalah sekitar 100°C untuk ujung depan, sedangkan di belakang bisa di atas 120°C.
Cara ini sangat penting dilakukan, karena jika ban dalam keadaan dingin, tidak dapat mencapai potensi cengkeraman penuh dan sepeda motor akan mudah slip.
Ketika ini terjadi, seperti yang dijelaskan oleh para profesional, akan ada situasi yang dikenal sebagai graining, ketika karet ban bergerak seperti bola kecil ke setiap sisi ban, dan performanya menurun drastis.
Source | : | SportFEAT.com |
Penulis | : | Imadudin Adam |
Editor | : | Imadudin Adam |