Baca Juga: Helm di MotoGP Ternyata Super Canggih Loh! Ini Buktinya
Namun sepertinya hal tersebut tidak begitu benar, lantas karena apa?
"Pelari cepat elit tidak mengayunkan kakinya lebih cepat daripada pelari rekreasional," kata Dr Sam Allen dari Universitas Loughborough.
Sebaliknya, perbedaannya adalah sprinter top membutuhkan langkah yang lebih lama dan lebih bertenaga.
Penelitian menunjukkan bahwa seorang pelari amatir sering melakukan antara 50 dan 55 langkah untuk menyelesaikan 100m, sementara pelari elit melakukan sekitar 45 langkah.
"Atlet elit menghasilkan lebih banyak tenaga, karena mereka secara alami memiliki lebih banyak serat otot yang berkedut cepat. Oleh karena itu, atlet elit ini menghabiskan lebih sedikit waktu di tanah yang membuat mereka terdorong ke depan lebih cepat," kata Allen.
Postur Tubuhnya Juga Salah Satu Faktor
Bolt adalah personifikasi dari kecepatan yang ekstrim. Tinggi badannya sering dianggap sebagai sesuatu yang membedakannya dari kompetitornya.
Namun untuk ukuran postur, sebenarnya masih banyak yang setinggi Bolt namun tidak punya kecepatan lari seperti Bolt.
Menurut sejumlah pakar, Bolt punya kebiasaan genetik yang dia lakukan sejak usia muda untuk membuatnya mampu berlari cepat.
Baca Juga: Hal Menarik dari Ban Motor di MotoGP yang Wajib Kamu Tahu
Selain itu dia juga punya semangat atau tekad yang kuat untuk tetap berlari kencang dan memenangkan event yang sama berulang-ulang.
Apa yang pasti terjadi adalah bahwa hampir semua hal dalam sifat genetik dan lingkungan adalah yang paling menentukan dan membuatnya bisa berlari sangat cepat.
Source | : | nytimes.com,BBC.com |
Penulis | : | Imadudin Adam |
Editor | : | Imadudin Adam |