Tenis secara tradisional dikenal sebagai olahraga untuk wanita dan pria. Basa-basi penutup di akhir pertandingan tenis semakin menonjolkan hal ini.
Pemain tenis berjabat tangan, berbasa-basi, dan jika itu adalah pertandingan terakhir dalam sebuah turnamen, pemenang menerima dan mencium trofi.
Dulu, latihan itu membutuhkan kerja keras dan ketekunan dari para pemain tenis.
Ciuman trofi, ketika dimenangkan, adalah tanda kemenangan dan kompensasi atas semua upaya yang dilakukan.
Faktor Kebiasaan
Rafael Nadal memenangkan gelar Grand Slam pertamanya pada tahun 2005. Dia terkenal menggigit trofi, dan ketika ditanya mengapa, dia mengatakan itu adalah lelucon.
Petenis Spanyol itu telah memenangkan lebih banyak gelar Grand Slam, Turnamen ATP, dan gelar lain di mana ia menggigit trofi setiap kali dia meraihnya.
Baca Juga: Hasil Thailand Masters 2023: Leo/Daniel Back-to-back Final usai Singkirkan Andalan Tuan Rumah
Sesuatu yang dimulai sebagai lelucon telah menjadi kebiasaan dan diadopsi oleh pemain lain seiring berjalannya waktu.
Untuk Menyenangkan Pers
Dalam jumpa pers yang diadakan selama Piala Davis 2018, Nadal, ketika ditanya mengapa dia selalu menggigit trofi kemudian dia menjawab.
“Sebenarnya semuanya dimulai sebagai lelucon. Tapi sejak saat itu, selalu ada fotografer yang meminta saya melakukannya. Saya terus melakukannya, dan sekarang saya tidak punya pilihan selain terus melakukannya.” Ucapnya.
Baca Juga: Helm di MotoGP Ternyata Super Canggih Loh! Ini Buktinya
Tanggapan tersebut diketahui bahwa media menikmatinya.
Ada tekanan yang meningkat pada Nadal dari fotografer untuk mengambil potret ketika dia menggigit tropi.
Jadi singkatnya, ini hanyalah selebrasi seorang atlet yang menganggapnya lelucon dan kemudian berkembang menjadi kebiasaan. Ternyata unik juga!
Source | : | racketsportsworld.com |
Penulis | : | Imadudin Adam |
Editor | : | Imadudin Adam |