Pada final Thailand Masters 2023, Daniel Marthin memang tak melulu mengobral smes keras.
Namun sesekali smes pemain besutan PB Djarum itu terpantau cukup keras bahkan mencapai 400 km/jam.
Itu bukan smes tercepat yang pernah dilakukan Daniel, sebab tahun 2021 lalu, Daniel pernah membukukan smes mencapai 415 km/jam.
4. Bertanding dalam kondisi 'pincang'
Leo/Daniel bermain di Thailand Masters 2023 dalam kondisi yang tidak terlalu fit dan sudah hampir kehabisan bensin.
Pasalnya, turnamen itu adalah turnamen keempat beruntun mereka.
Ditambah lagi Leo sedang sakit flu, dan Daniel mengalami cedera di telapak kaki yang meradang.
Namun meski dalam keadaan tidak prima, mereka tetap mampu menjadi juara dengan melakukan perubahan strategi.
5. Main dengan 2 Taktik Berbeda
Keadaan yang tidak prima membuat Leo/Daniel akhirnya memutar otak untuk menerapkan permainan yang lebih efisien.
Daniel tak bisa terus-terusan melakukan smes dengan keadaan kakinya yang cedera.
Alhasil beberapa kali Daniel lebih banyak melalukan adu drive dan menurunkan bola dengan dropshot atau placing.
Rotasi juga sering terlihat di mana Daniel berada di depan net, dan Leo yang menjadi penggebuk.
Hal inilah yang disadari Herry IP, pelatih ganda putra PBSI yang juga mendapingi Leo/Daniel di pinggir lapangan, menuturkan bahwa mereka mampu menerapkan strategi berbeda dari permainan biasanya.
"Penampilan mereka malah lebih bervariasi. Bisa lebih tenang dan mampu mengontrol permainan," tutur Herry IP dikutip Sportfeat dari rilis pers PBSI.
"Daniel juga tidak harus bermain keras terus (dengan) mengobral smes terus. Jadi, Leo/Daniel di Thailand Masters bisa main di dua taktik atau strategi permainan yang berbeda," tandasnya.
Source | : | PBSI |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |