SportFEAT.COM - Turnamen Indonesia Masters 2019 terbilang menuai kesuksesan, tapi masih ada satu hal yang disayangkan oleh Sekjen PP PBSI, Achmad Budiharto.
Ajang bertajuk YUZU Indonesia Masters 2019 yang diselenggarakan di GOR Ken Arok, Malangm adalah edisi kedua.
Sebelumnya, turnamen BWF World Tour Super 100 itu pertama kali diadakan pada 2018 dan dilaksanakan di Bangka Belitung.
Pada Indonesia Masters 2019 kali ini, Indonesia memiliki tiga wakil.
Dua di antaranya sudah memastikan satu gelar juara, lantaran pertemuan dua ganda putri sesama wakil tuan rumah.
Duel derbi tersebut dimenangi oleh Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto atas senior mereka, Della Destiara Haris/Rizki Pradipta Amalia.
Kemenangan Siti/Ribka tentu menjadi angin segar di kubu ganda putri Indonesia.
Sebab mereka adalah pasangan muda dan baru ditandemkan belum lama, yakni pada pertengahan Juli lalu.
Adapun satu wakil lainnya, yakni ganda campuran muda Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso harus puas keluar sebagai runner-up.
Adnan/Mychelle yang sudah menapaki tiga final pada 2019 itu kalah dari wakil China, Guo Xin Wa/Zhang Shu Xian dalam pertarungan rubber game penuh drama (18-21, 21-16, 26-28).
Dari sisi penonton, Indonesia Masters 2019 pun cukup berhasil mencuri perhatian.
Sejak bergulirnya hari pertama, para penonton pun sudah menyambangi GOR Ken Arok.
Fasilitas di luar arena GOR Ken Arok pun bisa dibilang istimewa untuk turnamen sekelas BWF Super 100.
Hal tersebut pun memancing pujian dari Event Manager Representative BWF, Zsofia.
"Menurut BWF transformasi tempat penyelenggaraan di Kota Malang ini sangat brilian. Panitia pelaksana beserta seluruh pihak yang terlibat sudah bekerja dengan sangat baik untuk membuat ini berhasil," tutur Zsofia, dikutip SportFEAT.com dari Djarum Badminton.