Usaha kerasnya membuahkan hasil tatkala lebih dari 20 provinsi di China mulai membentuk klub bulu tangkis.
Wang sendiri mulai menggantungkan raketnya sekitar 1960-an akibat cedera.
Namun, pada 1972 dia diangkat sebagai pelatih kepala. Sejak itulah tangan dinginnya mampu mencetak pemain-pemain hebat.
Sebut saja seperti Yang Yang, Zhao Jianhua, Tian Bingyi dan Li Yongbo, yang mana nama-nama ini memiliki andil besar dalam bulu tangkis China selepas masa kepelatihan Wang Wenjiao.
Wang sendiri menganggap memori paling manis yang ia rasakan adalah saat tim China berhasil bangkit dan membalikkan keadaan pada final Piala Thomas 1982.
Saat itu, laga yang dimainkan masih menerapkan sembilan partai.
China tertinggal sementara 1-3 dari Indonesia.
Akan tetapi, secara heroik China mampu bangkit dan berhasil menang dengan skor tipis 5-4.
"Kami tertinggal 1-3 dari Indonesia di hari pertama. Tapi kami berhasil membalikkan keadaan dan menang 5-4," ujar Wang.
"Saya masih bisa merasakan atmosfer kemenangan dan kehormatan saat berhasil membawa negara saya memenangi piala itu, dan itu memang prestasi yang amat penting," imbuhnya.
Dengan adanya penghargaan yang baru saja ia terima, Wang pun bersyukur lantaran negaranya tidak melupakan sosoknya.
"Saya berterima kasih dengan negara saya yang masih mengingat saya. Saya baru saja kembali ke kampung halaman saya, dan di sana orang-orang sangat senang mendengar saya menerima penghargaan ini," pungkas Wang Wenjiao.