Keputusan IAAF untuk tak mencatat rekor impresif Eliud Kipchoge hari ini didasari dengan pertimbangan yang sangat beralasan.
Sebab lari maraton yang dilakukan Kipchoge di Wina, Austria, tidak terjadi dalam sebuah kompetisi resmi terbuka.
Pria 34 tahun itu berlari untuk ajang ekshibisi INEOS 1:59 Challenge yang disponsori perusahaan kimia asal Britania Raya.
HISTORY! pic.twitter.com/qjLfofhL5s
— Eliud Kipchoge (@EliudKipchoge) October 12, 2019
Selain itu, Eliud Kipchoge juga mendapat sejumlah bantuan dalam upaya memecahkan rekor tersebut.
Pertama, Kipchoge berlari di belakang mobil yang senantiasa menyorotkan laser hijau ke lintasan yang dilalui sang pelari.
Sinar hijau itu menunjukkan jalan mana yang memiliki permukaan tanah terbaik untuk dipijak Eliud Kipchoge.
Baca Juga: Mackenzie Dern, Petarung UFC yang Mendapat Manfaat Besar dari Menyusui
Kedua, Eliud Kipchoge memecahkan rekor dengan didampingi 42 pelari lain yang diberi tugas sebagai pacemakers.
Pelari tersebut berperan untuk menjaga ritme lari Kipchoge sekaligus mengurangi terpaan angin yang berpotensi menggangu laju sang pemecah rekor.
Para pacemakers ini terbagi dalam tujuh tim dan secara bergantian berlari mengawal Eliud Kipchoge.