SportFEAT.COM - Petenis putri Jepang, Naomi Osaka, menegaskan menolak tawaran menjadi warga negara Amerika Serikat.
Nama Naomi Osaka menjadi perbincangan publik beberapa minggu terakhir.
Hal itu terjadi setelah Osaka menolak tawaran menjadi warga negara Amerika Serikat.
Baca Juga: Berita Liga 1 - Beda Nasib antara Semen Padang dan Madura United
Dilansir SportFEAT.com dari Reuters, Naomi Osaka menolak tawaran itu karena sangat ingin membela Jepang pada Olimpiade 2020.
Terlebih lagi, edisi terdekat pesta olahraga terbesar dunia tersebut bakal dihelat di Tokyo, Jepang.
Naomi Osaka yang saat ini berada di puncak karier mengaku memiliki mimpi besar untuk menyumbangkan medali emas Olimpiade untuk Jepang.
Kecintaan yang luar biasa kepada Negeri Matahari Terbit itu tak dapat dipungkiri kendati beberapa waktu lalu ia mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari orang-orang Jepang.
Salah satunya ialah komentar bernada rasial yang terlontar dari duo komedian Jepang yang mengatakan bahwa Osaka "terlalu cokelat" dan "butuh pemutih".
Baca Juga: Pertahankan Gelar di Denmark, Kevin/Marcus Berharap Final Derbi Merah Putih Terus Berlanjut
Sebagai negara dengan suku bangsa homogen, Jepang memang terbilang agak sulit menerima fakta pernikahan campuran.
Hal itulah yang terjadi kepada kedua orang tua Naomi Osaka.
Alhasil, stigma "haafu" alias "setengah Jepang" masih menempel kuat pada sosok Osaka, petenis pertama asal Jepang yang pernah menjadi pemain nomor satu dunia.
Baca Juga: Denmark Open 2019 - Pecah Telur, Praveen/Melati Ungkap Rahasia Kemenangan atas Wakil China
Naomi Osaka adalah petenis yang lahir di Jepang dari ayah berkebangsaan Haiti dan ibu berkebangsaan Jepang.
Meski begitu, perempuan 24 tahun tersebut dibesarkan di Amerika Serikat (AS).
Secara legal, Osaka bisa saja menjadi warga negara AS karena sesuai dengan regulasi pemerintahan di Negeri Paman Sam maupun Jepang.
Pasalnya, setiap penduduk usia dewasa berhak mendapatkan kewarganegaraan ganda di dua negara tersebut.