SportFEAT.COM - Viktor Axelsen harus kembali menahan diri dalam upayanya mengoleksi gelar juara pada Fuzhou China Open 2019.
Pada turnamen BWF World Tour Super 750 itu, langkah pebulu tangkis tunggal putra Denmark tersebut terhenti di babak perempat final, Jumat (8/11/2019).
Viktor Axelsen harus angkat koper dari Fuzhou China Open 2019 setelah dikalahkan unggulan teratas asal Jepang, Kento Momota.
Pada laga yang dihelat di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, China itu, Axelsen kalah melalui pertarungan rubber game dengan skor 18-21, 21-12, 16-21.
Kekalahan tersebut menambah daftar tren negatif Axelsen kala berhadapan dengan Kento Momota.
Sebab kini Juara Dunia 2017 tersebut sudah menelan 12 kekalahan beruntun dari Momota.
Secara head-to-head, angka rekor pertemuan kini menjadi 1-13 bagi Axelsen.
Baca Juga: Fuzhou China Open 2019 - Tersisih, Jonatan Christie Mengaku Terperangkap Dalam Pola Permainan Lawan
Satu-satunya kemenangan atas Momota yang pernah diraih Axelsen sudah terjadi cukup lama, yakni pada turnamen German Open 2014.
Memiliki rekor kekalahan yang cukup banyak dan bahkan terjadi cukup lama -sejak 2014- tentu bukan hal yang diinginkan setiap pemain.
Termasuk Viktor Axelsen sendiri.
Teka-teki untuk menggulingkan kedigdayaan Kento Momota masih terus menyimpan misteri baginya.
Namun, rekor kekalahan tersebut bukan berarti membuat Axelsen lantas merasa frustasi apalagi berputus asa.
Axelsen sendiri baru sembuh dari cedera setelah menjalani rehat cukup lama sejak pertengahan tahun lalu.
Meski kini kembali menelan kekalahan atas Momota di Fuzhou China Open 2019, Axelsen mencoba untuk mengambil sisi positif.
"Nyaris, nyaris saja saya bisa menang dan bisa rubber game melawannya, seperti di final All England Open 2019 kemarin, saya juga nyaris menang (dari Momota -red)," ujar Axelsen dikutip SportFEAT.com dari BWF Badminton.
Baca Juga: Fuzhou China Open 2019 - Praveen/Melati Buka Suara Usai Rantai Kemenangan Terhenti di Angka Sial
"Sekarang saya pun begitu dan kini saya tinggal mencari sesuatu yang ekstra untuk menemukan cara tepat menaklukkannya,"
"Saya terbekap cedera cukup lama, tapi saya masih punya rasa percaya diri untuk menatap turnamen selanjutnya," imbuh pemain 25 tahun itu.
Kendati masih gagal memutus rantai kekalahannya dari Momota, Axelsen sendiri tak menampik bahwa Momota adalah tunggal putra yang 'fenomenal'.
Memerlukan mental kuat jika berhadapan dengan lawan sekelas Momota.
"Saya harus mengakui keunggulan Momota. Dia adalah pemain yang sangat sangat bagus. Pemain yang sangat sulit dikalahkan, dan itu sudah ditunjukkannya selama ini," ucap Axelsen.
"Harus benar-benar memperhatikan levelnya dan memikirkan cara apa yang bisa digunakan untuk mengalahkan dia. Mudah-mudahan saya bisa menjadi pesaing hebatnya di masa depan,"
"Untuk sekarang, Momota memang lebih baik dari saya dan saya akan berusaha agar saya mampu menaklukkannya nanti," ucapnya memungkasi.