SportFEAT.COM - Pembalap anyar Reale Avintia, Johann Zarco, mengungkap alasan dirinya mau dipinang tim satelit Ducati tersebut mulai MotoGP 2020.
Lika-liku karier membalap Johann Zarco akhirnya menemui titik terang seiring dengan kepastian dirinya direkrut oleh Reale Avintia mulai MotoGP 2020.
Sebelumnya, nasib juara dunia Moto2 dua kali tersebut sempat terkatung-katung setelah dirinya "dipecat" oleh KTM.
Zarco, yang tidak memiliki tim sejak MotoGP San Marino musim lalu, seakan mendapat durian runtuh saat pembalap LCR Honda Idemitsu, Takaaki Nakagami, mengalami cedera.
Petinggi LCR pun langsung menunjuk Zarco untuk membalap bersama tim satelit Honda tersebut pada tiga seri balapan terakhir untuk menggantikan Nakagami yang menjalani operasi.
Kisah Zarco tidak berhenti sampai di situ. Pengumuman pensiun Jorge Lorenzo yang mendadak sontak membuat Zarco menjadi kandidat utama pendamping Marc Marquez di Repsol Honda.
Namun, harapan tinggal harapan. Tim berlogo sayap tunggal tersebut lebih memilih menyandingkan Marquez dengan adiknya, Alex, di tim utama.
Impian Zarco untuk membalap di MotoGP musim depan pun seakan pupus. Apalagi dirinya sudah telanjur menolak Yamaha yang "hanya" akan menggunakan jasanya sebagai pembalap penguji.
Baca Juga: Lokasi Pembangunan Sirkuit Berada di Atas Ladang Ranjau, MotoGP Brasil 2022 Terancam Batal?
Di luar dugaan, tertutupnya pintu Honda dan Yamaha justru membuka kesempatan bagi Zarco untuk memulai petualangan baru bersama Ducati.
Hanya saja, kali ini Zarco tidak akan ditempatkan sebagai pembalap di tim utama, melainkan di tim privateer, Reale Avintia.
Tak ayal, tawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh Zarco, yang melihat Reale Avintia hanya tim semenjana, yang tidak pantas menampung pembalap dengan kualitas seperti dirinya.
Namun, kini pembalap berusia 29 tahun tersebut dipaksa menjilat ludahnya sendiri setelah tim besutan Raul Romero tersebut "naik kasta" menjadi tim satelit.
View this post on Instagram