Baca Juga: Tiga Hal yang Bikin Teco Terkesima dan Menggaet Hariono ke Bali United
4. Turnamen Digelar Selama 7 Hari
Masih belum berhenti soal padatnya jadwal turnamen, hal keempat yang diungkit Axelsen adalah masalah jumlah hari kompetisi.
Juara Dunia 2017 itu berkeinginan agar BWF menambahkan satu tambahan hari lagi dalam turnamen BWF World Tour.
Seperti diketahui, selama ini kompetisi BWF World Tour berangsung selama enam hari, dari Selasa sampai Minggu.
Menurut Axelsen, enam hari adalah jumlah yang terlalu singkat mengingat para pemain biasanya menuntaskan laga-laga mereka, khususnya saat fase 32 besar, hingga larut malam.
Apalagi jika turnamen tersebut menggunakan jumlah lapangan yang menggunakan tiga lapangan sejak hari pertama bergulir.
Hal seperti itu tentu bakal mempengaruhi performa pemain pada keesokan harinya.
Baca Juga: Soal Sifat Pemain India, Flandy Limpele: Kadang Mereka Nolak Ide-ide Saya
5. Pemberitahuan Jadwal
Axelsen mengkritisi pihak BWF yang dinilainya terlalu 'lamban' dalam memberitahukan jadwal babak berikutnya dalam suatu turnamen.
Seringnya, BWF memang memunculkan jadwal babak selanjutnya dalam suatu turnamen setelah waktu petang.
Hal ini dirasa Axelsen cukup menggganggu. Bahkan ia menuliskan bahwa tak sedikit para atlet yang me-refresh situs jadwal sebelum beranjak tidur hanya untuk mengetahui kapan mereka akan bermain.
6. Teknologi Hawk-Eye di Seluruh Lapangan untuk Turnamen BWF World Tour Super 750+
Teknologi Hawk-Eye atau Mata Elang memang menjadi salah satu teknologi terbaru dari BWF.
Teknologi ini digunakan untuk fasilitas Challenge, yakni memutuskan keluar masuknya shuttlecock dari batas garis lapangan.
Namun sayangnya, selama ini teknologi tersebut hanya berlaku di lapangan 1 alais Court TV. Jadi, bisa dipastikan pemain lain yang kebetulan tidak bermain di lapangan 1 tidak akan bisa meminta fasilitas tersebut.