Find Us On Social Media :

Kilas Balik 2019 - 5 Pebulu Tangkis Underdog yang Sukses Buat Kejutan

Pebulu tangkis tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, saat naik podium juara Korea Masters 2019, di Gwangju Woman's University, Minggu (24/11/2019).

SportFEAT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri asal Korea Selatan, An Se-young, menjadi salah satu pemain underdog yang sukses membuat kejutan sepanjang tahun 2019.

Menjelang akhir tahun 2019, banyak catatan manis yang telah terukir dalam dunia bulu tangkis.

Selain dari para pemain elite dunia yang sukses meraih berbagai gelar bergengsi, tahun ini beberapa pemain underdog juga sukses membuat kejutan besar.

Seperti dilansir SportFEAT.com dari BWF Badminton, setidaknya ada lima pebulu tangkis dunia yang di luar dugaan berhasil meraih gelar juara bergengsi.

Berikut daftar lima pebulu tangkis underdog yang sukses membukukan catatan manis dengan mengantongi gelar juara dari turnamen BWF World Tour.

5. Loh Kean Yew

Loh Kean Yew menjadi pemain muda yang berhasil menggebrak di awal tahun 2019.

Tunggal putra asal Singapura itu berhasil mencuri perhatian tatkala tampil pada Thailand Masters 2019.

Pada turnamen BWF World Tour Super 300 itu, Loh sukses menapaki babak final.

Baca Juga: Enam 'Permohonan' Viktor Axelsen kepada BWF Jelang Tahun Baru 2020

Baca Juga: Resmi Gantung Raket, Li Xue Rui Masih Ingat Momen Pahit Olimpiade 2016

Langkah pemain didikan Mulyo Handoyo itu semakin manis ketika dia berhasil menjadi juara.

Keberhasilannya menjadi juara Thailand Masters 2019 saat itu menjadi berita besar karena lawan yang dikalahkannya adalah sosok pemain legendaris asal China, Lin Dan.

Di babak final tersebut, Loh Kean Yew mengalahkan Lin Dan dengan skor 21-19, 21-18.

4. Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty

Pasangan ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, membuat kejutan besar di pertengahan tahun ini.

Datang sebagai pasangan non-unggulan, Rankireddy/Shetty sukses menumbangkan beberapa ganda putra elite dunia dalam perjalanan mereka menuju laga final Thailand Open 2019.

Dua ganda putra Korea Selatan, Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae dan Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol, menjadi 'korban' mereka.

Salah satu ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga terjungkal ketika berhadapan dengan mereka.

Puncaknya adalah di laga pamungkas turnamen BWF World Tour Super 500 itu.

Rankireddy/Shetty di luar dugaan mampu menaklukkan gadna putra andalan China, Li Jun Hui/Liu Yu Chen dalam pertarungan tiga gim nan sengit.

Mereka menang dengan skor 21-19, 18-21, 21-18. Kemenangan ini sekaligus membuat mereka membukukan sejarah sebagai ganda putra India pertama yang berhasil meraih gelar juara BWF World Tour Super 500+.

3. Lee Cheuk Yiu

Lee Cheuk Yiu menjadi salah satu pemain underdog yang berhasil tampil dengan kejutan tahun ini, tepatnya saat perhelata Hong Kong Open 2019.

Bermain di kandang sendiri seolah memberikan kekuatan tambahan bagi pemain 23 tahun tersebut.

Empat tunggal putra elite dunia berhasil dia kalahkan dalam perjalannanya meraih gelar juara Hong Kong Open 2019.

Sebut saja seperti Shi Yu Qi (China), Viktor Axelsen (Denmark), Kidambi Srikanth (India) dan Anthony Sinisuka Ginting.

Kemenangan Lee atas Anthony Ginting dengan skor ketat 16-21, 21-10, 22-20 di babak final turnamen BWF World Tour Super 500 itu agaknya memang sempat menjadi kontroversi.

Namun, jika menilik permainan Lee sepanjang turnamen itu, tak salah dia berhasil menapaki podium tertinggi Hong Kong Open 2019.

2. Carolina Marin

Di sini, Carolina Marin bisa dikatakan sebagai pemain underdog karena berstatus non-unggulan.

Meski secara kualitas Marin adalah salah satu tunggal putri elite dunia, kiprahnya tahun ini sempat tersendat karena masalah cedera.

Peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu mendapat cedera serius -cedera ACL- tatkala tampil di Indonesia Masters 2019, Januari lalu.

Akibatnya, Marin harus rela absen berkompetisi selama kurang lebih delapan bulan.

Turnamen comeback-nya terjadi di Vietnam Open 2019. Di sana, pemain kidal itu masih belum mendapat hasil manis dan langsung tersisih di babak pertama.

Namun sepekan kemudian, Marin yang mendaftarkan diri ke China Open 2019 justru membuat mata para penggemar bulu tangkis dunia terbelalak.

Berangkat sebagai pemain non-unggulan, dia sukses menembus babak final.

Di final turnamen BWF World Tour Super 1000 itu, secara mengejutkan Carolina Marin tampil fantastis dan mengalahkan Tai Tzu Ying dengan skor 14-21, 21-17, 21-18.

Kemenangan Marin ini tentu mendapat apresiasi besar, karena tidak banyak para pebulu tangkis yang berhasil kembali tampil apik seusai dibekap cedera ACL dan absen selalam delapan bulan.

1. An Se-young

An Se-young, nama ini mulai menjadi buah bibir ketika tampil di ajang Piala Sudirman 2019.

Sebagai pemain yang masih berusia 18 tahun, An membuat kejutan besar dengan mengalahkan Tai Tzu Ying dalam laga Piala Sudirman antara Korea Selatan melawan Taiwan.

Tak berhenti di situ, pada New Zealand Open 2019 tunggal putri Negeri Ginseng itu kembali mencuri perhatian dengan meraih gelar juara.

Dia berhasil mengalahkan peraih medali emas Olimpiade London 2012 asal China, Li Xue Rui.

Kejutan kembali terjadi pada ajang French Open 2019.

Di turnamen BWF World Tour Super 750 ini, An kembali membuat seluruh mata tertuju padanya.

An Se-young sukses memijak babak final dan di luar dugaan berhasil menjadi juara.

Tak tanggung-tanggung, lawan yang dihadapinya saat itu adalah Carolina Marin.

Baca Juga: Liu Yu Chen 'Kesulitan' Ikuti Pola Latihan dari Yoo Yong-sung

An Se-young yang tertinggal pada gim pertama lebih dulu, secara mengejutkan mampu comeback dan membuat Marin tak banyak berkutik dengan kemenangan tiga gim, 16-21, 21-18, 21-5.

Berkat penampilannya yang terus menanjang tahun ini, An Se-young pun mendapat penghargaan Most Promising Player of the Year dari BWF.

Peringkat An Se-young pun kini melesat tajam dan duduk di urutan sembilan dunia.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Shin Tae-yong akan menjalankan proyek jangka panjang bersama PSSI selama empat tahun melatih Timnas Senior, Timnas U-20, dan Timnas U-23. . Pembenahan fisik para pemain pun akan menjadi perhatian utama pelatih berusia 50 tahun itu. . Hwan-yeonghabnida Shin. . #pssi #timnasday #timnasindonesia #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on