SportFEAT.COM - Media asing Livesport Asia, membeberkan hambatan yang akan dialami oleh Shin Tae-yong saat melatih timnas Indonesia.
Timnas Indonesia telah resmi memiliki pelatih baru yaitu Shin Tae-yong.
Pelatih asal Korea Selatan itu telah diperkenalkan oleh PSSI pada 26 Desember 2019 lalu di Stadion Pakansari, Bogor.
Ia diproyeksikan untuk menggantikan posisi Simon McMenemy yang dipecat oleh PSSI.
Simon McMenemy harus rela terdepak dari jabatan juru taktik timnas Indonesia setelah tak mampu memberikan hasil bagus di empat laga Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Baca Juga: Ketua Umum PSSI Bicara Soal Progres Timnas U-19 Indonesia di Bawah Pengawasan Shin Tae-yong
Kini, tugas berat tengah menanti Shin Tae-yong saat telah memutuskan menerima tawaran untuk melatih Skuad Garuda.
Terpilihnya mantan pelatih timnas Korea Selatan itu ternyata menarik perhatian media asing yaitu Livesport Asia.
Dalam artikelnya, Livesport Asia menyoroti hambatan yang mungkin saja dialami Shin Tae-yong saat menangani timnas Indonesia.
"Awas!!! Hambatan sepak bola Indonesia di bawah kepemimpinan pelatih Shin Tae-yong," tulis judul artikel Livesport Asia, seperti yang dikutip SportFEAT.com.
Pada artikel tersebut hambatan pertama yang bakal dihadapi oleh Shin Tae-yong adalah tekanan dari masyarakat Indonesia.
Seperti yang diketahui, Indonesia mempunyai lebih dari 250 juta penduduk yang tentunya mempunyai sifat dan karakter yang berbeda.
Apalagi sebagian besar penduduk Indonesia adalah pecandu berat sepak bola dan mereka ingin melihat prestasi timnasnya di kancah internasional.
Hal ini tentu harus diwaspadai betul oleh pelatih berusia 50 tahun itu.
Pasalnya jika timnas Indonesia di bawah kepemimpinannya tak mampu berprestasi, rombongan kritik dari masyarakat harus mampu ia hadapi.
Belum lagi kelakukan dari suporter Indonesia yang menurut media tersebut masih dinilai mempunyai catatan minor.
Salah satu contohnya nyatanya adalah saat timnas Indonesia mengalami kekalahan dari Malaysia di kandang sendiri.
Saat itu, suporter yang datang langsung ke stadion tak terima dengan kekalahan dan menyerang pendukung dari Malaysia.
Hal tersebut berbuntut sanksi yang diterima oleh PSSI dari otoritas sepak bola tertinggi di dunia FIFA.
Kedua adalah kualitas pemain timnas Indonesia yang masih di bawah standar.
Salah satu kelemahan dari pemain Indonesia adalah aspek fisik.
Hal ini diakui sendiri oleh Shin Tae-yong saat memimpin langsung jalannya proses seleksi timnas U-19 Indonesia pada pertengahan Januari lalu.
Baca Juga: Jadi Penyelenggara Piala Dunia U-20, Segini Biaya yang Dibutuhkan Pemkot Surakarta
Livesport Asia menyebut kualitas pemain timnas Indonesia saat ini masih di bawah Thailand dan Vietnam yang mendominasi kawasan Asia Tenggara.
Bukti nyatanya adalah saat timnas Garuda Muda hanya mampu meraih medali perak di ajang SEA Games 2019 lalu.
Mereka harus rela ditaklukkan oleh Vietnam yang berhak menggondol medali emas setelah membungkam Merah Putih dengan skor telak 0-3.
Yang terakhir adalah tanggung jawab besar yang bakal diemban oleh Shin Tae-yong.
Seperti yang diketahui, dalam kesepakatan kontrak yang telah ditandatangani, Shin akan bertugas memimpin empat tim yakni timnas senior, timnas U-23, timnas U-19 dan timnas U-16.
Hal ini berarti Shin Tae-yong harus membagi fokus dan bisa jadi tak bisa maksimal saat melatih salah satu dari tim tersebut.
Baca Juga: Jelang Musim 2020, Pelatih Persib Bandung Targetkan Double Winner
Livesport Asia juga membandingkan tugas Shin Tae-yong dengan pelatih Vietnam Park Hang-seo.
Jika Shin Tae-yong dibebani melatih empat tim sekaligus, berbeda halnya dengan Park Hang-seo yang hanya melatih timnas senior dan U-23 saja.
Dalam hal ini LiveSport menilai bahwa Park lebih berpotensi menghadirkan prestasi lebih baik ketimbang Shin karena hanya fokus melatih dua tim saja.
Hal itu dibuktikan Park dengan membawa timnas Vietnam senior menjuarai Piala AFF pada 2018 lalu.
Sedangkan di level U-23, tim berjuluk The Golden Star itu dibawanya menjadi runner-up Piala Asia 2018 setelah dikalahkan Uzbekistan di final.
Ia juga sukses mempersembahkan medali emas pertama bagi Vietnam sejak 60 tahun lalu.
Baca Juga: Tunggal Putra India Masih Penasaran dengan Superioritas yang Dimiliki Kento Momota