Josep Guardiola atau Pep Guardiola adalah satu pelatih terbaik di dunia.
Pelatih asal Spanyol itu telah memberikan beberapa gelar bergengsi untuk Manchester City.
Tercatat trofi Liga Inggris, Piala Liga, Piala FA dan Communuty Shield pernah diberikan mantan pelatih Barcelona tersebut.
Namun Pep Guardiola bisa saja tak akan meneruskan kerja samanya dengan tim yang bermarkas di Etihad Stadium tersebut.
Penyebabnya tidak lain adalah sanksi yang didapat Man City dari UEFA.
Jika sanksi tersebut benar-benar sudah resmi dijatuhkan, Pep Guardiola bisa saja mengakhiri kariernya di The Citizen dan hengkang klub lain.
Raksasa Italia Juventus yang sempat dikaitkan dengan manajer berkepala plontos tersebut menjadi salah satu kandidat pelabuhan teranyar Pep Guardiola.
Baca Juga: Penyerang Anyar Barcelona Ini Akui Masih Coba Pahami Karakter Lionel Messi
4. Pemasukan Klub Menurun
Manchester City adalah satu satu klub langganan kompetisi Liga Champions dalam beberapa tahun terakhir.
Liga Champions sendiri adalah primadona untuk klub-klub yang berada di Benua Biru.
Selain prestise-nya turnamen Liga Champions, besarnya pemasukan dari turnamen tersebut adalah faktor penarik bagi klub pesertanya.
Seperti diketahui Liga Champions merupakan kompetisi yang dapat mendatangkan banyak uang.
Dari laga kandang saja, setiap peserta bisa meraup 30 juta (sekitar Rp 536 miliar) hingga 40 juta poundsterling (sekitar Rp 714 miliar).
Dengan demikian, menurut analisa para ahli, Man City bisa kehilangan lebih dari 150 juta pound (sekitar Rp 2,68 triliun) dalam setahun lantaran absen dari kompetisi tersebut.
Artinya jika ditambah dengan sebesar 25 juta pound, Man City dapat merugi hingga 325 pound (sekitar Rp 5,8 triliun) dalam dua tahun.
Baca Juga: Tak Disangka, Real Madrid Ternyata Rekrut Pelatih Bak Lulusan Anak SMA
5. Merosotnya Reputasi Klub
Sanksi yang didapat Manchester City dari UEFA ini menimbulkan banyak dampak negatif untuk tim yang dimiliki Syeikh Mansour tersebut.
Dikutip dari BBC, dampak terburuk yang dialami Man City adalah kerusakan atau merosotnya reputasi klub.
Hal ini disinyalir akan menimbulkan kurangnya kepercayaan publik terhadap sang pemilik klub Syeikh Mansour.
Semenjak kedatangannya pada 2009, konglomerat asal Uni Emirat Arab tersebut telah berhasil membangun dinasti megah di Man City.
Man City dibawanya menjadi salah satu klub pesaing utama perebutan gelar Liga Inggris.
Alhasil, hukuman larangan bermain di ajang Benua Biru meruntuhkan reputasi positif yang selam ini sudah susah payah dibangun.
Baca Juga: Fabio Paratici Berharap Paulo Dybala Bisa Terus Bertahan, Ingin Dijadikan Lionel Messi-nya Juventus?