SportFEAT.COM - Masih banyak pemain dan pelatih yang keberatan tentang rencana bergulirnya kembali Liga Inggris selam masa pandemi virus Corona.
Meski pandemi virus Corona belum usai, Liga inggris 2019/2020 diproyeksikan untuk segera bergulir kembali dalam waktu dekat.
Menurut rencana, kompetisi Liga inggris akan dimulai lagi pada 12 Juni 2020 mendatang.
Opsi untuk kembali menggelar Liga Inggris tersebut akan dilaksanakan secara tertutup alias tanpa penonton.
Baca Juga: Andai Jadi Dilanjutkan, Liga Inggris Berencana Terapkan Aturan Baru
Wacana untuk melanjutkan lagi ajang sepak bola kasta tertinggi di Negeri Ratu Elizabeth tersebut berangkat dari Pemerintah Inggris yang sedikit mulai memerikan izin.
Pada Kamis (14/5/2020) lalu, pemerintah setempat dikabarkan telah memberikan lampu hijau untuk menggulirkan Liga inggris pada Juni 2020.
Namun demikian, faktanya wacana untuk kembali memulai Liga Inggris justru tidak didukung oleh seluruh pihak.
Dilansir SportFEAT.com dari BBC, sebagian besar pelatih dan pemain kontestan Liga inggris justru keberatan andai kompetisi dilanjutkan kembali di masa pandemi virus Corona yang belum mereda.
Banyak pelatih yang dikabarkan merasa keputusan untuk kembali menggelar Liga inggris pada 12 Juni justru terlalu tergesa-gesa.
Meski tidak disebutkan secara gambalang, ada satu klub Liga inggris yang menyatakan bahwa sebagian besar pemain muda yang lebih antusias menatap kembali wacana tersebut dibandingkan pemain-pemain senior.
Baca Juga: Setelah Ejek Khabib Nurmagomedov, Conor McGregor Dapat Balasan Menohok
Sementara itu, salah satu pemain bertahan Tottenham Hotspur, Danny Rose pernah mengutarakan pendapatnya secara terbuka.
Lewat media sosialnya, ia mengkritik keputusan pemerintah setempat yang cenderung terburu-buru.
"Tidak seharusnya membicarakan sepak bola sampai angka (kasus Virus Corona) benar-benar menurun drastis," ucap Danny Rose.
"Ini kehidupan banyak orang dihadapkan risiko besar," imbuhnya.
Baca Juga: Berhasil Cetak Brace, Wander Luiz Samai Rekor Pemain Asing Persib Lainnya
Pun demikian dengan pendapat Paul Barber. Chief Executif Brighton tersebut merasa bahwa klub akan menjadi penanggung jawab penuh bagi kesheatan para pemain dan ofisialnya jika terjadi apa-apa.
"Klub akan menjadi pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kesehatan pemain dan staf," ucap Barber.
Kabar soal pemain ketiga Brighton yang terinfeksi virus Corona pada pekan lalu juga ikut menjadi pertimbangan para pemain.
Baca Juga: Tak Hanya Suporter, Kambing Maskot FC Koln Juga Dipastikan Absen di Sisa Laga Bundesliga
Gelandang Norwich City, Todd Cantwell juga ikut menyuarakan ketidaksetujuannya soal wacana Liga Inggris yang akan bergulir lagi pada Juni 2020.
"Kami juga manusia biasa," kata Cantwell.
Selain mereka, ada Sergio Aguero dan Raheem Sterling yang juga masih ragu kompetisi bisa bergulir dengan nyaman
Pasalnya, menurut mereka, tidak sedikit pemain yang masih dilingkupi rasa ketakutan.
Terlebih aktivitas pertandingan sepak bola sangat kecil kemungkinannya untuk tidak melakukan kontak fisik.
Baca Juga: Badminton Masih Dilarang, Pebulu Tangkis Ganda Campuran Malaysia Pilih Main Tenis
Hal tersebut tentu akan bertolak belakang dengan protokol kesehatan dlama penananganan virus Corona yang selama ini diwajibkan menerapkan physical distancing.
Dalam kesempatan yang sama, penolakan juga muncul dari Walikota London, Sadiq Khan.
Diberitakan SportFEAT.com sebelumnya, Sadiq Khan justru tidak setuju andai Liga Inggris kembali bergulir pada Juni 2020 ketika angka kasus virus Corona jelas masih tinggi.
Terlebih, ada tiga klub besar yang sama-sama bermarkas di London seperti Liverpool, Arsenal, dan Chelsea.
Baca Juga: Tak Setuju Liga Inggris Dilanjutkan Kembali, Walikota London Berikan Alasannya
"Dengan kondisi negara ini masih berada dalam ancaman virus Corona, ratusan orang meninggal dunia setiap harinya, Khan yakin menggelar kembali Liga Inggris dan kompetisi lain di ibukota pada Juni adalah pilihan yang terlalu dini," ucap juru bicara Sadiq Khan.
"Sadiq sangat memperhatikan keselamatan semua atlet, tidak cuma sepak bola," ujarnya.
"Masih ada pertanyaan besar tentang bagaimana pemain bsia latihan dengan aman, bagaiman pemain bisa bepergian dengan aman dari laga satu ke laga lainnya, serta bagaimana pemain akan menunjukkan kompetisi level tinggi tanpa harus menimbulkan risiko besar menyebarkan virus Corona," tukasnya.
(*)