SportFEAT.COM - Sederet polemik antara PSSI dengan Shin Tae-yong baru-baru ini membuat salah satu pengamat sepak bola Indonesia, Tommy Welly merasa prihatin.
Pengamat sepak bola, Tommy Welly meyoroti polemik yang terjadi antara PSSI dengan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Seperti diketahui, PSSI dan Shin Tae-yong belum lama ini dikabarkan terlibat konflik.
Salah satu pemicunya adalah perbedaan pendapat soal lokasi pemusatan latihan timnas Indonesia.
Baca Juga: Casey Stoner Khawatir Valentino Rossi Makin Mudah Dikalahkan Jika Tak Kunjung Pensiun dari MotoGP
Selain itu, ucapan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, juga turut menambah panas polemik tersebut.
Tommy Welly selaku pengamat sepak bola Indonesia, mengaku prihatin dan miris melihat situasi demikian.
Ia menuturkan bahwa alangkah baiknya jika keberadaan Shin Tae-yong sebagai pelatih baru timnas Indonesia lebih dihargai.
"Dalam konteks yang lagi ramai-ramai ini, menjadi sebuah hal yang miris atau memprihatinkan," kata Tommy Welly dilansir SportFEAT.com dari Antara.
Lebih lanjut, Tommy juga mengharapkan bahwa PSSI selaku federasi bisa saling bekerja sama dengan Shin Tae-yong demi mempersiapkan skuad timnas Indonesia di ajang terdekat, seperti Piala Dunia U-20.
"Shin secara kualifikasi dia dari negara sepak bola kuat," ucap Tommy.
"Dan Shin Tae-yong lahir di tradisi itu, kita seharusnya belajar untuk menghargai reputasi seseorang," tandasnya.
Shin Tae-yong resmi menjadi pelatih skuad Garuda pada awal tahun ini.
Sebelum jadi pelatih di Tanah Air, Shin Tae-yong pernah menukangi skaud timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 lalu.
Baca Juga: Baru Saja Ditantang Mike Tyson, Superstar UFC Jon Jones Langsung Beri Jawaban Menggelegar
Di sisi lain, Tommy juga menyoroti sikap Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri yang sempat menganggap Shin terlalu banyak bicara.
Hal itu diutarakan Indra melalui laman resmi PSSI beberapa waktu lalu.
"Direktur Teknik PSSI (Indra Sjafri) bilang SHin tae-yong tidak percaya diri. Menurut saya, literasi atau narasi itu tidak mencerdaskan publik sepak bola," kata Tommy.
"Dengan sosok personal pelatih yang kelasnya di internasional, pendekatannya harus berkelas, agar tidak menimbulkan polemik,"
"Dan negara lain tidak memandang sebegitu amatirnya (terjada Indonesia), ucapnya lagi.
(*)