"Apakah logis timnas kita terbang jauh-jauh ke Korea, dan harus dikarantina selama dua minggu sebelum mulai berlatih?" tanya Robert.
"Itu terlihat sangat tidak logis, dan itu juga pasti akan mengeluarkan banyak uang," tambahnya, dikutip SportFEAT.com dari Bolanas.com.
Tak berhenti disitu, arsitek asal Belanda itu juga mengungkit kebijakan pemotongan gaji yang dilakukan PSSI pada seluruh klub kontestan Liga 1 2020.
"Mereka (PSSI) bilang punya masalah dengan keuangan, maka gaji kita dipotong," ujar Robert.
"Ada yang memberi tahu saya bahwa pelatih timnas sekarang tidak mengalami pemotongan gaji hingga 75 persen," sambungnya.
Baca Juga: Timnas U-16 Indonesia Ingin Hadapi 3 Negara Kuat Ini Sebelum Tampil di Piala Asia U-16 2020
Shin Tae-yong memang pernah menyebut bahwa dirinya mendapat pemotongan gaji sebesar 50 persen kepada media Korea Selatan pada Juni lalu.
Namun, Robert Rene Alberts tetap mengkritisi pemotongan gaji yang tak sebanding dengan apa yang dialami para kontestan Liga 1 termasuk Persib Bandung.
"Jika itu benar (Shin Tae-Yong tak mendapat potongan gaji yang sama), artinya itu tindakan yang tidak benar, karena kita bekerja untuk tujuan yang sama: pengembangan sepak bola Indonesia," ujar Robert lagi.
Baca Juga: Mantan Pemain Timnas Malaysia Lelang Trofi Sepatu Emas demi Bertahan Hidup