"Jika saya kalah, orang akan bertanya siapa yang mengalahkan saya. Jadi, tekanannya tinggi dan tantangan bagi saya," katanya menambahkan.
Meski begitu, tunggal putra ranking sepuluh dunia ini tetap mengapresiasi apa yang dilakukan BAM.
"Ini karena kami sudah lama tidak bermain di turnamen (mengikuti pandemi COVID-19)," ujarnya melanjutkan.
Baca Juga: Lee Chong Wei Kesal Namanya Dijadikan Embel-embel Investasi Bodong
Lebih lanjut, pemain berusia 22 tahun itu telah belajar dari kekalahan yang ia alami dari pemain muda pada Kejuaraan Nasional yang diadakan Februari lalu.
"Saat itu, saya tidak pernah lagi merasakan tekanan tinggi ketika saya pertama kali memegang status tunggal putra nomor satu negara itu," ungkap Lee Zii Jia.
"Saya hanya merasakan bagaimana menghadapi tekanan tinggi. Saya harap saya bisa menghadapi tantangan kali ini," pungkasnya.
Pada Kejuaraan Nasional Negeri Jiran tersebut, Lee Zii Jia harus tunduk dari tangan pemain muda, Mohd Shah Eizlan Sardik di babak kedua.