Tak ingin tinggal diam. Valentino Rossi pun menanggapi pernyataan Jarvis tersebut.
Pembalap berusia 41 tahun itu mengaku hal tersebut merupakan "masalah politik" di tim pabrikan asal Jepang itu.
“Kami bersama David Munoz harus menekan Yamaha, karena keinginan saya (untuk mengubah) set-up motor menjadi masalah politik di Yamaha,” ujar Rossi, dikutip SportFEAT.com dari motorsport-total.com.
Baca Juga: Gagal Total di MotoGP Andalusia 2020, Jack Miller Ceritakan Masalahnya
Sebelumnya, para mekanik Yamaha mempermasalahkan keinginan Rossi untuk menggunakan set-up motor lawas YZF-M1.
Rossi pun memaklumi sentimen tersebut, mengingat dua rider Yamaha lainnya, Fabio Quartararo dan Maverick Vinales bisa tampil baik di atas mesin baru Yamaha M1.
"Tapi mereka harus percaya dan mendukung saya, karena meskipun saya tidak yakin bisa lebih cepat dari mereka, saya tetap bisa memberikan hasil yang baik,” ujarnya.
Oleh sebab itu, pembalap asal Italia tersebut bakal tetap berusaha untuk "menikmati" perubahan set-up yang ia inginkan.
“Kami tidak menyerah, dan di Jumat paginya (sesi FP1) motor saya terasa lebih baik terutama di tikungan, intinya lebih cocok dengan gaya berkendara saya,” pungkas Rossi.
Baca Juga: Demi Temukan Solusi Gaya Balapnya, Andrea Dovizioso Bakal Intip Data Francesco Bagnaia