SportFEAT.COM - Anthony Joshua mengakui bahwa pukulan terkeras dna mematikan yang pernah ia rasakan berasal dari petinju Wladimir Klitschko.Anthony Joshua mengaku pernah merasakan pukulan paling menyakitkan yang pernah ia terima.Sepanjang karier tinjunya, Anthony Joshua dikenal sebagai petinju kelas berat yang kerap tampil dominan.Ia sukses merajai divisi kelas berat. Namun Anthony Joshua pernah menelan kekalahan menyesakkan dari Andy ruiz pada tahun lalu.
Baca Juga: Dalam 40 Detik, Keponakan Khabib Nurmagomedov Taklukkan Lawan dan Perpanjang Rekor Kemenangan Jadi 10-0Hal tersebut membuat dominasi Anthony Joshua di kelas berta ternodai. Tak heran banyak yang mengira bahwa Andy Ruiz adalah sosok yang paling ditakuti Anthony Joshua.Akan tetapi, anggapan tersebut salah besar.Anthony Joshua justru mengatakan bahwa pukulan menyakitkan yang pernah ia terima bukan berasal dari Andy Ruiz.
Petinju asal Amerika Serikat itu malah pernah kesakitan saat berhadapan dengan lawan yang ia kalahkan, yakni Wladimir Klitschko.Hal itu terjadi saat keduanya berhadapan di Wembley Stadium pada 2017 silam."Siapa petinju yang pernah memukul saya dengan pukulan mematikan? Ya, jawabannya adalah Klitschko," kata Anthony Joshua, dilansir SportFEAT.com dari Sportbible yang mengutip JD Sports.
Baca Juga: Mike Tyson Sudah Dapat Warning dari Anthony Joshua Soal Laga Comeback"Sebenarnya saya ingin bilang jawabannya Ruiz, dia membuat saya seperti merasakan gegar otak."Tapi ketika saya berhadapab dengan Klitschko, saya rasa pukulannya dua kali lebih berat dari itu," ucap petinju yang akrab disapa AJ itu.Anthony Joshua terakhir kali menjalani laga pada Desember 2019 lalu.
Baca Juga: Georges St-Pierre Sumringah Laga Idaman Melawan Khabib Nurmagomedov Selangkah Lagi Bisa TerwujudLaga tersebut adalah ketika dia berhasil merebut kembali gelar juara dunia kelas berat dari Andy Ruiz Jr.Sementara saat ini, Anthony Joshua masih menunggu kepastian laga terbarunya melawan Kubrat Pulev.Awalnya, laga tersebut dijadwalkan pada Juni 2020, namun akhirnya harus ditunda akibat pandemi COVID-19.(*)