Find Us On Social Media :

Kisah Mantan Pengungsi yang Kini Berhasil Bawa Bayern Muenchen ke Final Liga Champions

Bek kiri asal Kanada, Alphonso Davies, mencatatkan kecepatan sprint 35,4 km/jam dalam laga Bayern Muenchen vs Fortuna Dusseldorf, Sabtu (30/5/2020) WIB.

SportFEAT.COM- Pesepak bola Alphonso Davies ceritakan kisahnya masa lalunya yang sempat menjadi pengungsi dari Ghana.

Tidak ada manusia yang bisa menebak nasib seseorang secara pasti, termasuk dari menjalani hidup dalam masa kelam menjadi masa indah.

Setidaknya hal inilah yang dirasakan oleh salah satu penggawa Bayern Muenchen dan juga tim nasional Kanada Alphonso Davies.

Alphonso Davies baru saja sukses membawa timnya saat ini melenggang ke partai final Liga Champions Eropa untuk menanta Paris Saint-Germain.

Baca Juga: Bukan Lionel Messi, Inilah Pemain yang Dikagumi Ronald Koeman

Namun tak banyak yang tahu, pemain kelahiran 2 November 2000 (19 tahun) ini dulunya merupakan seorang mantan imigran.

Alphonso Davies yang merupakan kelahiran Ghana ini sempat menjadi korban perang saudara yang terjadi di negaranya.

Hingga akhrinya Davies dan keluarganya memutuskan untuk mengungsi ke negara lain yang lebih aman.

Davies kemudian menceritakan bagaimana sulitnya hidup saat masih menjadi seorang pengungsi perang saudara.

Dirinya hidup tanpa makanan, kemudian tanpa pakaian dalam menjalani hari-harinya di kamp pengungsi.

"Jika saya melihat ke belakang, dari mana kami berasal, kamp pengungsi tanpa makanan, tanpa pakaian," ujar Davies dilansir SportFEAT.COM dari Sky Sports.

Baca Juga: Eks Manchester United Sebut Tim Ini Cocok untuk Lionel Messi

"Dan sekarang di sinilah kami hari ini, dan saya merasa bangga," tambah Alphonso Davies dalam sebuah wawancaranya.

Davies dan keluarga yang saat itu hidup susah di Ghana memutuskan untuk pindah ke Kanada yang terletak di Benua Amerika, tepatnya wilayah Amerika Utara.

Kala itu mereka kebetulan ikut dalam sebuah program pemukiman kembali di Kadana.

Sejak tinggal di Negeri Maple inilah Davies muda mulai meniti kariernya di dunia sepak bola.

Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia Gelara Pemusatan Latihan di Kroasia, Shin Tae-yong Ingin Satu Hal

Davies tercatat pernah bermain untuk Edmonton Stikers yang dilatih oleh Nick Househ kala itu.

Nick Househ menceritakan bahwa Davies muda adalah sosok yang pendiam dan membuat dirinya kerap canggung setiap bertemu.

"Alphonso selalu menjadi sosok yang pendiam, jika saya datang masuk ke sebuah ruangan saya selalu merasa seperti pelatih yang baru pertama kali datang," ujar Househ.

Davies sendiri sejatinya pernah ditaksir oleh Manchester United setelah pemandu bakat Setan merah kagum dengan sang pemain.

Namun Househ yang kala itu merupakan pelatih Davies merasa sang pemain masih terlalu muda dan belum siap bermain di Manchester United.

Setelah gagal bermain di Manchester United, pada tahun 2019 Davies direkrut oleh raksasa Jerman Bayern Muenchen dan bermain di tim kedua.

Bariu kemudian di pertengahan tahun 2019, Davies mendapatkan kesempatan bermain di tim utama hingga saat ini.

Baca Juga: Eks Manchester United Sebut Tim Ini Cocok untuk Lionel Messi

Bersama Bayern Muenchen, Davies sudah berhasil mecatatkan 35 penampilan dan telah mencetak empat gol di semua kompetisi.

Dirinya sudah berhasil sumbangkan piala Liga Jerman musim 2019/2020, dan kini berpeluang menabah koleksi trofinya leawat Liga Champions Eropa.

Davies sendiri akan bermain bersama Bayern Muenchen di partai Final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain pada Senin dini hari (24/8/2020).(*)