SportFEAT.COM - Kapten Persib Bandung, Supardi Nasir merasa sedikit iri melihat kompetisi negeri tetangga Indonesia yang tetap bisa bergulir kembali di tengah pandemi COVID-19.
Gelaran Liga 1 2020 yang masih ditunda di Indonesia membuat sejumlah pemain tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa.
Aroma kompetisi Liga 1 2020 sebenarnya sudah mulai tercium pada akhir tahun ini.
Tetapi akhirnya batal terlaksana karena PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) masih belum mendapat izin untuk menggelar LIga.
Baca Juga: Hasil Liga Champions - Deretan 3 Fakta Menarik RB Salzburg Vs Bayern Muenchen
Situasi ini pun cukup disayangkan beberapa pihak. Apalagi, beberapa negara tetangga Indonesia sudah memulai kembali kompetisinya bahkan sudah tuntas dan melahirkan juara.
Indonesia pun hingga saat ini menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang belum kembali menjalankan kompetisi sepak bola dalam format turnamen atau liga sejak COVID-19 menyerang.
Kapten Persib Bandung, Supardi Nasir pun tidak mengelak jika ia cukup iri melihat kompetisi negara tetangga Indonesia yang sudah bisa berjalan lagi.
"Ya, tentu ada lah rasa (iri) itu," ucap Supardi dikutip SportFEAT dari Tribun Jabar.
Liga 1 2020 sebenarnya sempat sudah digaungkan akan kembali bergulir pada 1 Oktober lalu. Kemudian mundur lagi pada 1 November.
Namun pada akhirnya PSSI dan PT LIB memutuskan untuk menunda Liga hingga awal tahun depan, tepatnya Februari 2020.
Baca Juga: Jack Brown Bersyukur Dapat Rekan Setim Kompak dan Bersahabat di Timnas U-19 Indonesia
Sementara bulan Desember tidak diperkenankan menggelar kompetisi karena adanya pilkada serentak di Tanah Air.
Meski merasa iri, Supardi Nasir cukup memahami keputusan PSSI, PT LIB dan pihak Kepolisian selaku pemberi izin.
Pasalnya, pandemi COVID-19 di Indonesia memang belum terkondisikan dan hal ini tentu lebih penting diprioritaskan.
"Semua bisa menggelar kompetisi tapi kita yang notabene harusnya tanpa penonton tapi tidak bisa terlaksana, tapi ada rasa cemburu lah," Ucap Supardi.
"Tetapi (memang) ada kemaslahatan yang lebih besar oleh kebijakan pemerintah," pungkas pemain 37 tahun itu.
Beberapa negara tetangga Indonesia, seperti Malaysia sudah menuntaskan kompetisi mereka.
Meski hanya berjalan satu putaran saja, tim Johor Baru Takzim akhirnya dinobatkan sebagai juara.