Find Us On Social Media :

Akhirnya Ketahuan, Penyebab Servis Greysia Polii Jadi Bulan-bulanan Lawan Sampai Bikin Frustrasi

Greysia Polii/Apriyani Rahayu saat tampil di babak perempat final SEA Games 2019di Muntinlupa Sports Complex, Filipina, Sabtu (7/12/2019).

SportFEAT.com - Pemain ganda putri Indonesia, Greysia Polii selama ini sering menjadi bulan-bulanan lawan akibat cara servis yang jadi titik lemahnya.

Greysia Polii masih menjadi andalan utama ganda putri Indonesia.

Berpasangan dengan Apriyani Rahayu, pemain 30 tahun itu kini bertengger di peringkat 5 dunia sekaligus menjadi yang terbaik di Tanah Air.

Secara individual, berbagai prestasi mentereng sudah dikantongi Greysia Polii.

Medali emas Asian Games 2014, medali emas SEA Games 2019, serta berbagai gelar juara BWF Super Series dan World Tour.

Baca Juga: Dijuluki The Babies hingga Penerus Marcus/Kevin, Begini Respons Leo/Daniel

Terbaru, Greysia Polii/Apriyani Rahayu sukses menggondol gelar Yonex Thailand Open 2021 di Bangkok, Januari 2021 lalu.

Kendati demikian, Greysia Polii memiliki satu titik lemah yang sering jadi bulan-bulanan lawan.

Bagi penikmat bulu tangkis, pasti sudah hafal dengan cara servis Greysia. Ia memiliki servis yang cukup tanggung dan kerap kali jadi lumbung poin bagi lawan.

Servis backhand dari Greysia sering membuatnya justru kehilangan poin.

Setelah sekian lama bungkam, kini Greysia mengungkap penyebab ia kesulitan dalam melakukan servis.

Ternyata, pemain yang juga mengantarkan Indonesia meraih runner-up Piala Uber 2008 itu pernah mengalami cedera bahu pada 10 tahun silam.

"Bahu saya patah pada 2011 silam," ujar Greysia Polii kepada BWF Badminton.

"Sejak saat itu, saya tidak pernah bisa mendapatkan servis backhand yang bagus," ucap eks partner Nitya Krishinda Maheswari itu.

Baca Juga: Dibesut Tangan Dingin Flandy Limpele, Ganda Putra Malaysia Yakin Singkirkan Wakil Indonesia di Swiss Open 2021

Pada dasarnya, servis menjadi modal utama dalam permainan sektor ganda. Terutama servis pendek ataupun flick serve yang didapat dari cara backhand.

Namun, dengen keterbatasan Greysia melakukan itu, ia sempat frustrasi bertahun-tahun.

Greysia juga merasa konyol sendiri, karena ia sadar, sebagai pemain bulu tangkis, kelemahannya malah datang dari segi servis.

Baca Juga: BWF Tunda Malaysia Open 2021, Sekjen BAM Bicara Persiapan Olimpiade Tokyo 2020

"Saya sangat frustrasi dengan kelemahan saya di servis ini," ungkap Greysia.

"Sebelumnya, saya sudah sering berusaha, tapi masih belum bisa dan selalu gugup (saat servis backhand), saya tidak tahu kenapa," imbuhnya.

Meski begitu Greysia tak menyerah. Kendati berulang kali jadi incaran lawan tiap kali dapat kesempatan servis, ia bertekad terus memperbaikinya.

Sejak tahun lalu, Greysia mulai perlahan mengubah cara servisnya, dari backhand ke forehand.

Cara servis ini memang cukup riskan, apalagi untuk permainan ganda karena bisa langsung jadi sasaran empuk smes lawan.

Akan tetapi, Greysia terus mengasah servis forehand-nya yang kini menjadi modal utama dia.

"Setelah menenangkan diri, saya akhirnya bisa menerima bahwa saya harus mengubah (servis). Saya bilang ke diri saya sendiri, 'Greys, gimana bisa kamu pemain bulu tangkis masa' tidak bisa servis?'," ucap Greysia.

Baca Juga: Wejangan Lee Chong Wei untuk 5 Pemain Senior yang Dipecat Mendadak oleh BAM

"Bertahun-tahun berlalu, akhrinya saya paham dan saya harus menerima kelemahan saya ini. Sebagai pemain profesional, saya harus terima lalu saya memikirkan strategi untuk mengatasinya."

"Pelatih saya bilang, yang penting itu poinnya, bukan gimana cara servisnya. Sehingga sejak itu, sejak Malaysia Masters 2020 lalu, saya mengubahnya (menjadi forehand)," kata Greysia lagi.

Perubahan servis yang dilakukan Greysia memang masih cukup berisiko, tetapi hal ini cukup berani ia praktekkan bahkan ketika menghadapi lawan-lawan penggebuk ganda putri dari Korea Selatan, seperti Shin Seung-chan hingga Kim Hye-rin.

Baca Juga: Kelemahan Anthony Ginting dan Jonatan Christie Akan Dimusnahkan dalam Sebulan Sebelum ke All England Open 2021

Kini tugas Greysia adalah mempertajam servis forehand-nya, dan berusaha senyaman mungkin melakukannya tanpa rasa gugup lagi.

Dan yang terpenting adalah tidak mempedulikan apa yang dikatakan lawan soal kelemahannya itu.

"Servis (forehand) tidak terlalu berisiko sebenarnya, tetapi saya harus mempertajamnya, entah pendek atau tinggi," kata Greysia.

"Saya harus nyaman melakukannya, saya bisa melakukan flick serve dengan itu."

"Pelatih saya bilang bahwa saya tidak perlu memikirkan apa yang dikatakan orang-orang atau lawan. Saya hanya perlu memikirkan poinnya, Dan itu terbukti berhasil," imbuh Greysia.