SportFEAT.com - Legenda bulu tangkis sekaligus mantan tunggal putri Indonesia, Susy Susanti menolak perubahan skor bulu tangkis. Dia khawatir terjadi dampak menakutkan jika format skor baru diterapkan.
Meski sudah tak lagi bermain, Susy Susanti masih terus mengikuti perkembangan bulu tangkis dunia.
Salah satunya terkait dengan perubahan skor bulu tangkis yang baru-baru ini diusulkan oleh PBSI yang bekerja sama dengan Bulu Tangkis Maladewa, dari 3x21 menjadi 5x11.
Sebelumnya ada beberapa pemain dan pelatih hingga mantan pemain yang pro dengan usulan perubahan skor tersebut
Baca Juga: Keuntungan Pemain Indonesia Jika Perubahan Skor Bulu Tangkis Diterapkan
Namun di sisi lain ada pula yang kontra dengan wacana tersebut, dan Susy Susanti termasuk yang kurang setuju.
Susy Susanti, yang juga mantan Kabid Binpres PBSi itu rupanya kurang menyambut baik adanya wacana format skor baru bulu tangkis.
Susy Susanti menilai bahwa wacana mengubah skor bulu tangkis tidak terlalu urgensi atau tidak terlalu diperlukan di era sekarang.
"Kalau pendapat saya pribadi, saya tetap konsisten tidak setuju (perubahan skor)," kata Susy Susant dikutip Sportfeat dari Kompas.
"Apa urgensinya poin bulu tangkis diubah lagi? Sedangkan popularitas bulu tangkis sudah naik. Penonton oke, banyak negara yang juga sudah berpartisipasi," kata peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.
Bulu tangkis sudah melalui beberapa kali perubahan format skor, dan hal ini dirasa Susy pasti akan kembali membutuhkan masa adaptasi.
Dengan bergonta-ganti format skor, Susy mengkhawatirkan 2 hal yang bisa jadi dampak menakutkan jika format skor baru benar-benar diterapkan.
Baca Juga: Pelatih Bongkar Alasan Mengejutkan Pemain Ganda Putri Indonesia Belum Main Rangkap
Hal pertama adalah bulu tangkis ditakutkan kehilangan identitas.
"Saya melihatnya dari semua sektor. Jadi, kalau sudah populer, bisa diterima, dan dipertahankan di Olimpiade, kenapa diubah lagi?" katanya.
"Kesannya badminton tidak memiliki identitas. Waktu itu pernah 15 poin, lalu dicari formatnya mulai dari tujuh poin, sembilan, 11, sampai ketemu 21 poin. Itu kan membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi," tuturnya.
Baca Juga: Herry IP Berharap Mood Kevin Sanjaya dkk Bisa Segera Balik usai Ikuti 'All Sragen 2021'
Adapun hal kedua yang sangat ditakutkan Susy Susanti dan paling mengerikan adalah bulu tangkis terancam hilang dari Olimpiade.
"Kepopuleran bulu tangkis bisa berlanjut atau tidak? Setiap kita mengambil keputusan pasti ada konsekuensinya kan?" ujar Susy.
"Hal yang saya takutkan, seumpamanya jika bulu tangkis tidak populer dan dianggap tak menarik lagi, olahraga ini mungkin bisa dilepas dari Olimpiade," ucapnya.
"Untuk hal-hal lain saya tidak terlalu pusing. Satu yang paling saya takutkan adalah jika bulu tangkis hilang dari Olimpiade," katanya.
Susy menyadari bahwa keputusan menerima usulan perubahan skor ada di tangan BWF.
Istri dari Alan Budikusuma itu berharap BWF dapat mempertimbangkan dengan matang dan tetap fokus mempopulerkan bulu tangkis di negara-negara lain yang masih belum mengenal olahraga tepok bulu angsa itu.
"Namun, kembali lagi keputusan akhir ada di tangan BWF. Secara global, alangkah baiknya dikaji lagi," ujar Susy.
"Saya melihat sebetulnya kerja BWF cukup baik selama beberapa waktu ini, bagaimana mereka memopulerkan olahraga ini ke negara-negara yang belum mengenal bulu tangkis," tutur Susy.
Baca Juga: Awas Ginting! Juara All England Open 2021 Batal Dikurung demi Kejar Setoran di Olimpiade Tokyo 2020
"BWF memiliki kerja sama salah satunya dengan Indonesia juga. Pemain-pemain dari Peru, Kenya, dikirim ke klub-klub di sini (Indonesia) untuk berlatih dan berbagi ilmu."
"BWF juga pernah memberikan bantuan dana agar mereka bisa ikut berpartisipasi pada kejuaraan-kejuaraan tertentu."
"Secara pendekatan, itu adalah hal yang bagus. Nah, bagaimana yang sudah bagus bisa dipertahankan, tetapi jangan kebanyakan berubah-ubah," pungkas Susy Susanti.