SportFEAT.COM - Pelatih Lille, Christophe Galtier, memutuskan hengkang dari klub setelah menjuarai Liga Prancis musim ini.
Klub legendaris Prancis Lille berhasil merusak dominasi Paris Saint-Germain (PSG) di Ligue 1 musim 2020-2021.
Lille memastikan gelar juara Liga Prancis usai meraih kemenangan 2-1 atas Angers di partai pamungkas.
Sebaliknya, Paris Saint-Germain sebenarnya juga meraih kemenangan di laga terakhir.
Baca Juga: Diadu dengan Lawan Pamungkas Khabib Nurmagomedov, Michael Chandler Hadapi Musibah Besar
Namun Lille berhak mengangkat trofi Liga Prancis karena unggul satu poin atas Les Parisiens.
Keberhasilan ini juga mengakhiri puasa gelar Lille di ajang kompetisi domestik.
Terakhir kali, klub berjuluk Los Dogues menjadi kampiun Liga Prancis adalah sepuluh tahun silam atau di musim 2010-2011.
Saat itu, Lille dilatih oleh Rudi Garcia.
Terlepas dari gelar perdana sejak satu dekade, Lille harus menelan kenyataan pahit.
Sang pelatih, Christophe Galtier memutuskan hengkang dari Stade Pierre-Mauroy (kandang Lille-red).
Galtier mempunyai alasan sendiri mengapa memilih pergi meski mempersembahkan gelar untuk Lille.
Pria berusia 54 tahun itu merasa waktunya di Lille telah berakhir.
Baca Juga: Karier Egy Maulana Vikri di Lechia Gdansk Buntu, Kata Pelatih Karena Masalah Ini
"Saya hanya memiliki keyakinan mendalam bahwa waktu saya sudah habis di sini," kata Galtier kepada L'Equipe, seperti dikutip dari BBC.
"Saya merasa sekaranglah saatnya," tuturnya melanjutkan.
Pelatih kelahiran Marseille itu juga telah mengungkapkan keputusan hengkang kepada Presiden Klub, Olivier Letang.
"Saya membuat keputusan. Saya memberi tahu presiden, Olivier Letang, setelah banyak mendengarkannya pagi ini, bahwa saya akan meninggalkan LOSC," ujar Galtier.
"Atau bahwa saya berhenti dengan LOSC, saya tidak tahu cukup istilah apa yang digunakan."
Christophe Galtier memutuskan hengkang dari Lille setelah menukangi klub tersebut sejak 2017 lalu.
"Saya hanya merasa yakin bahwa saya telah menghabiskan waktu saya di sini. Siklus empat tahun itu cukup lama untuk seorang pelatih," ungkap Galtier lagi.
"Jadi ya, baru lima bulan saya berkolaborasi setiap hari dengan Olivier Letang dan lima bulan tidaklah lama bagi seorang pelatih untuk bekerja sama."
"Setelah menghabiskan empat tahun di sini, saya merasa di dalam hati bahwa inilah waktunya untuk meninggalkan klub yang indah ini, klub yang luar biasa ini."
Mantan juru taktik Saint-Ettiene juga mengatakan keputusannya pergi tak ada kaitannya dengan keberhasilan menjadi juara Liga Prancis.
"Keputusan saya tidak terkait dengan peringkat akhir tim, jika kami finis keempat atau ketujuh saya akan membuat keputusan yang sama," lanjutnya.