SportFEAT.COM - Pelatih tunggal putra Indonesia Hendry Saputra, membocorkan kelemahan Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie jelang Olimpiade Tokyo 2020.
Tim bulu tangkis Indonesia telah meloloskan tujuh wakil ke Olimpiade Tokyo 2020 yang tersebar ke lima sektor berbeda.
Nomor tunggal putra menjadi salah satu sektor yang meloloskan wakil terbanyak yakni dua melalui Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.
Anthony Ginting dan Jonatan Christie sudah memastikan tempatnya di putaran final turnamen multievent empat tahunan tersebut.
Baca Juga: MotoGP Catalunya 2021 - Gara-gara Bendera Kuning, Murid Valentino Rossi Cuma Start dari Posisi Ini
Jelang bertanding di Olimpiade Tokyo 2020, Anthony Ginting dan Jonatan Christie tengah disibukkan dengan ketatnya program latihan yang telah disusun sang pelatih, Hendry Saputra.
Hendry Saputra menjelaskan telah melaksanakan program latihan yang disusunnya selama dua bulan terakhir.
"Sejak dua bulan lalu hingga hari ini, kita sudah coba fokus untuk peningkatan fisik, stamina, power, strength, dan kecepatan," tutur Hendry, dikutip dari Badminton Indonesia.
"Semua sudah kita jalankan dan akan terus berjalan sampai kira-kira dua minggu sebelum keberangkatan nanti," timpal Hendry.
Di tengah persiapan menuju Olimpiade Tokyo 2020, juru taktik berusia 40 tahun itu membeberkan kelemahan terbesar Anthony Ginting dan Jonatan Christie.
Menurut mantan pemain tunggal putra Singapura itu, Anthony dan Jonatan memiliki kelemahan terbesar di bagian mentalitas.
"Kita ingin tingkatkan di teknik dengan cara mainnya, strateginya, pola pikir, dan juga mentalnya," ungkap Hendry lagi.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Indonesia Harus Waspada, Jepang Punya Modal Besar Ukir Sejarah
"Untuk mental saya kira itu yang paling penting karena mereka sudah cukup lama tidak bertanding.
"Makanya nanti seperti rencana PBSI yang akan menggelar simulasi, itu sebuah harapan supaya kita bisa tahu dimana kondisi keadaan mental mereka," tandasnya.
Hendry Saputra lantas menyebut penundaan beberapa turnamen jelang Olimpiade Tokyo 2020 ditengarai menjadi kambing hitam mentalitas bertanding kedua andalan Merah Putih jeblok.
Meski begitu, pria kelahiran 2 Mei 1981 itu sudah menyiapkan strategi khusus untuk mensiasati hal tersebut.
"Batalnya Malaysia Terbuka dan Singapura Terbuka itu cukup berpengaruh. Bagaimana kondisi fisik dan mental anak-anak sebenarnya sudah siap tempur, tapi akhirnya mau tidak mau harus batal," kata Hendry.
"Itu yang kita cermati untuk persiapan ke Olimpiade ini. Ada dua bulan ke depan, kita harus siap dengan keadaan apapun.
"Jadi bagaimana kita merancang dan mengatur agar nanti bila sudah tiba di sana kondisinya sudah maksimal," pungkas Hendry.