SportFEAT.COM - Legenda bulu tangkis Indonesia Candra Wijaya, membeberkan kronologi kematian mendadak Markis Kido.
Kabar duka tengah menyelimuti dunia olah raga Tanah Air khususnya bulu tangkis.
Salah satu putra terbaiknya, Markis Kido meninggal dunia pada Senin (14/6/2021).
Mantan pebulu tangkis ganda putra Indonesia itu meninggal pada usia 35 tahun diduga karena serangan jantung.
Baca Juga: BREAKING NEWS! Markis Kido Meninggal Dunia, Diduga Alami Serangan Jantung
Kabar duka terkait meninggalnya Markis Kido juga dibenarkan oleh PBSI melalui cuitan di media sosial.
"Innalillahi wa inna illaihi roji'un. Telah meninggal dunia salah satu pahlawan bulu tangkis Indonesia, peraih emas Olimpiade Beijing 2008, Markis Kido," demikian tulis akun instagram PBSI.
"Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan."
Di tempat lain, legenda bulu tangkis Indonesia Candra Wijaya pun membeberkan kronologi kematian juniornya.
Peraih medali emas Olimpiade Sydney itu kebetulan tengah berlatih bersama Markis Kido.
Candra Wijaya mengatakan bahwa Markis Kido sempat tersungkur dan kolaps di tengah pertandingan.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Meski Bukan Pemain Unggulan, Gregoria Berpeluang Jadi Kuda Hitam
"Score ketika itu masih 15-8 (game 30) atau baru saja pindah lapangan. Tidak ada tanda-tanda aneh atau mencurigakan dari gerak-gerik Kido saat itu," tulis Candra, di akun Instagram pribadi miliknya.
"Namun tak lama kemudian, saya terkejut, panik dan segera lari masuk ke lapangan karena melihat Kido sudah dalam posisi aneh telungkup ke depan.
"Di situ pula saya dan teman-teman segera melakukan tindakan dan menolong sebisa mungkin dan tak pikir panjang. Beberapa menit kemudian kami langsung membawanya ke rumah sakit terdekat," bunyi pernyataan tersebut.
Mantan pasangan Sigit Budiarto dan Tony Gunawan ini juga menceritakan bahwa Markis Kido sempat tidur ngorok di perjalanan menuju rumah sakit.
Akan tetapi, takdir berkata lain untuk Markis Kido.
Juara Olimpiade Beijing 2008 itu mengembuskan napas terakhirnya sesaat setelah mendapat perawatan intensif di IGD.
"Kido ngorok dan tak sadar diri namun masih bisa bernapas ketika Kido dimasukkan ke dalam mobil," kenang Candra.
"Namun tak lama setelah masuk ke IGD kami mendapat kabar kalau Kido sudah meninggal," timpal pria kelahiran Cirebon tersebut.
Candra merasa sedih dan terpukul mendengar kabar kematian Markis Kido.
"Saya sangat sedih dan terpukul karena usaha saya dan teman-teman tidak berhasil. Saya pun merasa turut bersalah. Mohon maaf lahir dan batin ya Do (Kido)," ucap Candra.
"Gue sudah berusaha sebisanya, tapi mungkin ini sudah kehendak atau jalan-Nya yang terbaik buat elu. Selamat jalan Do. Elu adalah Patriot Olahraga, meninggal di apangan itu adalah sebuah kehormatan.
"Kita semua merasa kehilangan, pergilah dalam damai. Untuk keluarga yang ditinggalkan kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga diberi kekuatan dan ketabahan @bona_septano @pia_zebadiah_bernadet (saudara Kido)."
Markis Kido adalah salah satu pebulu tangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan dikenal sebagai pemilik smes keras.
Kariernya di bulu tangkis bersama Hendra Setiawan terus menanjak pada rentang tahun 2005-2011.
Prestasi terbaik Markis Kido bersama Hendra Setiawan adalah meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 di China.
Di babak final, mereka mengalahkan pasangan tuan rumah sekaligus rival sengit mereka, Cai Yun/Fu Hai Feng dalam laga alot tiga gim dengan skor 12-21, 21-11, 21-16.
Tidak cuma itu saja, Markis Kido/Hendra Setiawan juga berhasil meraih medali emas Asian Games 2010.
Di Asian Games 2010, Markis/Hendra juga mengalahkan lawan fenomenal lainnya, yakni Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia) lewat rubber gim, 16–21, 26–24, 21–19.