“Saya sangat menyesal mendengar berita ini. Saya tidak berharap dia meninggal di usia yang begitu muda. Ini kerugian besar bagi bulu tangkis. Beristirahat lah dengan tenang temanku," ucap Koo Kien Keat.
Lebih lanjut, Kien Keat mengenang pertandingan bersama Boon Heong melawan Markis Kido/Hendra Setiawan yang berjalan selama 12 kali dengan mencuri delapan kemenangan.
Namun, Kien Keat mengatakan ada dua kekalahan yang paling menyakitkan atas Kido/Hendra yakni di Olimpiade Beijing 2008, dan final Asian Games 2010.
Baca Juga: Markis Kido, Pahlawan Bulu Tangkis Indonesia dengan Segudang Prestasi di Asia dan Dunia
“Dari sekian banyak pertempuran, ada dua yang paling tak terlupakan,” kenang Kien Keat.
“Salah satunya adalah Olimpiade Beijing 2008 (mereka kalah 16-21, 18-21 di perempat final) karena itu adalah kekalahan pertama kami dari mereka setelah tujuh pertemuan. Itu tidak mungkin datang pada saat yang terburuk terutama karena itu adalah Olimpiade. Aku benar-benar kecewa saat itu.”
“Yang lainnya adalah final Guangzhou Asian Games 2010. Itu adalah final kedua kami secara beruntun setelah sukses di Doha (tahun 2006), kami sangat ingin mempertahankan emas. Kami kalah tipis (21-16, 24-26, 19-21),” cerita pria 35 tahun itu.
“Kemenangan itu sangat berarti bagi Markis dan Hendra karena mereka memenuhi koleksi gelar utama mereka setelah memenangkan Kejuaraan Dunia pada 2007 dan emas Olimpiade pada 2008,” pungkas Kien Keat.