Find Us On Social Media :

Bukti Semakin Menguat, Sang Perawat Akui Diego Maradona Meninggal Karena Dibunuh

Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona.

Perawat 36 tahun itu pun sudah menyiapkan beberapa bukti kesaksiannya kepada sang pengacara Rodolfo Baque.

Melalui Baque, Madrid mengaku bahwa Maradona meninggal karena dibunuh.

Baca Juga: Euro 2020 - Alasan Cristiano Ronaldo Menyingkirkan Botol Coca-Cola Tak Lepas dari Kenangan Masa Lalu

"Mereka (dokter dan perawat) membunuh Diego," kata Baque dilansir SportFEAT.com dari Yahoo News.

Baque bersikeras bahwa dokter yang merawat Maradona saat dia pulih dari operasi otak adalah orang yang pantas disalahkan karena telah lalai.

Kelalaian tersebut bermula saat Maradona sedang dirawat karena masalah jantung, namun pada saat yang sama juga menjalani psikiatri yang mempercepat detak jantungnya.

Baca Juga: Piala Walikota Solo 2021 Ditunda Seminggu, Ini Jadwal Barunya

Bukti kelalaian selanjutnya ialah ketika Maradona sempat jatuh saat berada di rumah sakit, dan ketika Madrid meminta agar dilakukan pemindaian CAT (Computerized Axial Tomography), seorang ajudan Maradona menolak dengan alasan jika pers mengetahuinya, maka itu akan terlihat buruk.

“Pada akhirnya, ada banyak tanda peringatan bahwa Maradona akan mati,” lanjut Baque.

“Dan tidak ada dokter yang melakukan apa pun untuk mencegahnya," tutupnya.