SportFEAT.com – Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu mendapatkan suntikan mental dan modal evaluasi berharga menjelang Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi salah satu wakil Indonesia yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
Greysia/Polii akan menjadi satu-satunya wakil bulu tangkis di nomor ganda putri Indonesia untuk merebut medali emas di Tokyo.
Ganda putri andalan Indonesia itu baru saja menjalani Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 yang diadakan oleh PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) pada 16-17 Juni 2021.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Pesan Penuh Makna untuk Jonatan Christie dan Anthony Ginting dari Rival Alot
Dalam simulasi itu, Greysia/Polii mendapatkan hasil yang cukup memuaskan kala berjumpa dengan juniornya Nita Violina Marwah/Putri Syaikah.
Bermain di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, hari Kamis (17/6/2021), Greysia/Apriyani menang dua gim langsung dengan skor 21-10, 27-25.
Berbicara soal pertandingan, Apriyani Rahayu sempat merasa kesulitan meladeni permainan juniornya.
"Lawan memang junior kami, tetapi mereka punya kualitas,” ucap Apriyani dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
“Tidak ada perbedaan di gim pertama dan kedua, hanya mereka memang lebih siap saja di gim kedua. Tidak mudah mati sendiri, jadi kami agak kesulitan juga,” lanjutnya.
Sementara itu, Greysia Polii mengaku senang mampu mengikuti Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 ini.
Pertandingan ini memberikan suntikan mental menjelang turnamen empat tahunan itu.
"Simulasi ada hawanya, tidak seperti latihan biasa. Ini menambah daya mental dan persiapan kami jelang Olimpiade, yang akan menghadapi lawan yang lebih kuat,” ujar Greysia Polii dilansir SportFEAT.com dari Antara.
Baca Juga: Hasil Lengkap Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 - Cuma 3 Wakil yang Petik Kemenangan, Alarm Bahaya?
“Ini sangat berguna bagi kami untuk melakukan persiapan sebaik mungkin."
Selain sebagai suntikan mental, Greysia/Apriyani juga mendapatkan modal berharga berupa evaluasi untuk mengembangkan strategi dan faktor lainnya.
“Juga ini jadi bahan evaluasi kita sudah sejauh mana hasil latihan selama ini, berjalan atau tidak. Apa yang mesti ditambah. Bukan hanya teknis tapi juga nonteknis dan strategi," kata Greysia.
“Kami berdua saat ini memang sedang menjalani latihan yang super berat, jadi kaki tangan kadang kurang sinkron. Tapi pas ada simulasi jadi ada tambahan faktor apa yang perlu dievaluasi di latihan jelang Olimpiade," tuturnya menambahkan.
Di sisi lain, Apriyani merasa tidak menyangka akan segera menjalani Olimpiade edisi pertamanya.
Pemain 23 tahun itu hanya ingin fokus pada latihan agar tidak merasa tegang menjelang Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya memang bermimpi bermain di Olimpiade, tetapi tidak menyangka bisa secepat ini. Senang tentu saja, tetapi saya mencoba untuk tidak terlalu excited. Dijalani saja," ucap Apriyani Rahayu.
"Saya hanya berpikir, ini saya sedang persiapan Olimpiade. Tidak bisa dipungkiri rasanya memang berbeda dengan turnamen lain, tetapi saya tidak mau menggebu-gebu."
“Jadi rasa itu saya tumpahkan di totalitas dan mati-matian saat latihan. Mengubah mindsetnya seperti itu," pungkas pemain kelahiran Kendari itu.