Find Us On Social Media :

Olimpiade Tokyo 2020 - Cara Marcus/Kevin Meredam Beban Ditarget Medali Emas

Ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo saat menjalani simulasi Olimpiade Tokyo 2020.

SportFEAT.com - Marcus/Kevin jadi salah satu wakil Indonesia yang ditarget meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2021. Mereka punya cara tersendiri untuk meredam beban tersebut.

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi salah satu harapan skuad bulu tangkis Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo 2020.

Marcus/Kevin saat ini merupakan ganda putra terbaik dunia yang bercokol di peringkat pertama.

Kedudukan The Minions yang begitu kuat dalam peta persaingan ganda putra dunia membuat mereka jelas menjadi yang difavoritkan untuk menggondol medali emas.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Senggol Lin Dan, Begini Harapan Petinggi BAM kepada Anak Asuh Legenda Bulu Tangkis Indonesia

Apalagi, nomor ganda putra Indonesia terakhir kali menyumbang medali emas Olimpiade sudah terjadi cukup lama, yakni pada edisi 2008 silam lewat kemenangan Markis Kido/Hendra Setiawan.

Dengan memiliki Marcus/Kevin di garda terdepan ganda putra, PBSI tentu tak mau kehilangan peluang dan berharap Juara Asian Games 2018 itu akan mengukir kesuksesan besar.

Namun begitu, menjadi yang terbaik dan yang diandalkan tak melulu bisa membuat pemain rileks.

Marcus/Kevin tak menampik jika ada beban tersendiri bagi mereka dengan target medali emas.

Belum lagi soal sponsor -Yonex- yang juga menuntut mereka untuk mampu menggondol medali emas, setelah kehilangan kesempatan jadi Juara Dunia pada 2019 lalu.

Sadar akan tekanan yang dipikul, Marcus/Kevin kini tengah mengelola emosi agar beban tersebut menjadi sebuah motivasi yang mendorong mereka untuk tampil lebih tenang.

Baca Juga: Kontroversi Drama Korea Bulu Tangkis Menodai Citra Indonesia, Tim Produksi Akhirnya Minta Maaf

Terlebih, ajang Olimpiade akan menyajikan atmosfer pertandingan jauh berbeda dan jika mereka tidak lihai meredam beban tersebut, justru akan menjadi bumerang.

"Faktor paling penting adalah menjaga mental dan tekanan," kata Marcus, dikutip Sportfeat dari Badminton Indonesia.

"Harus bisa kontrol emosinya. Kami ditarget emas tapi tidak ada yang jamin bisa dapat kan?"

"Jadi sebisa mungkin dijaga hatinya agar tidak menggebu-gebu pengen. Nanti takutnya malah kepikiran dan kalah," lanjut Marcus.

Baca Juga: Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 - Mengkhawatirkan, Ini Penyebab Gregoria Mariska Ditumpas Junior Sendiri

Marcus/Kevin sendiri baru saja tampil di Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 yang diadakan PBSI pada 16-17 Juni 2021.

Turnamen internal itu dihelat PBSI sebagai bentuk pemanasan para wakil Indonesia yang akan berangkat ke Olimpiade Tokyo 2020.

Marcus/Kevin yang sudah lama tidak bertanding mengakui masih agak kagok saat menghadapi junior mereka, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoeche Yacob Rambitan.

Laga mereka berlangsung dalam tiga gim untuk kemenangan Marcus/Kevin, 18-21, 21-14, 21-16.

Meski menang, Marcus/Kevin belum puas dan menyadari banyak evaluasi yang harus segera dibenahi.

"Kami kaget juga, tidak menyangka mereka main cepat juga sejak awal tapi beruntung kami bisa menyesuaikan. Memang kita tidak bertanding cukup lama tapi kita di latihan konsisten dan selalu maksimal jadi kecepatannya masih bisa mengikuti lah," kata Marcus."Kalau puas 100 persen sih belum. Masih banyak yang harus diperbaiki dan dievaluasi, pola permainan juga belum nemu banget. Ya lebih ke teknis," timpal Kevin.

Tim Indonesia akan segera menyelesaikan program latihan selama kurang lebih dua minggu sebelum bertolak ke Kumamoto, Jepang, pada tanggal 8-18 Juli untuk aklimatisasi.

Olimpiade Tokyo 2020 rencananya akan digelar pada 23 Juli-8 Agustus, di mana cabor bulu tangkia akan dimainkan pada 24 Juli-2 Agustus.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 – Satu Misi Sukses, Coach Naga Api Punya PR Lain untuk Ahsan/Hendra