"Saya menjalani kehidupan yang saya jalani dan duduk di sini dan bersiap untuk Olimpiade Tokyo, ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan," ujar Axelsen.
"Saya memulai sebagai anak berusia lima atau enam tahun bermain bulu tangkis, dan sekarang saya di sini. Terkadang Anda harus mundur selangkah dan bersyukur atas segalanya.
"Saya senang telah lolos ke Olimpiade kedua saya. Melewati kualifikasi selalu membuat stres. Penyemaian adalah segalanya.”
Viktor Axelsen sendiri mengusung misi meraih hasil lebih baik ketimbang edisi sebelumnya, Olimpiade Rio 2016.
Saat itu, Viktor Axelsen hanya mampu membawa pulang medali perunggu.
"Saya memiliki medali perunggu di rumah. Saya ingin membuatnya menjadi warna yang lebih menarik. Itu mimpiku. Itu tujuan saya," tutur pemain 27 tahun tersebut.
"Saya memiliki tantangan cedera dan tidak memainkan yang terbaik. Jadi, bagus untuk memiliki finis yang kuat di periode kualifikasi.”
Disinggung mengenai strategi yang digunakan, pebulu tangkis ranking dua dunia itu mengaku tak memiliki persiapan khusus.