Find Us On Social Media :

Gregoria Mariska dan 5 Pemain Ini Jadi Kuda Hitam di Olimpiade Tokyo 2020

Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung.

SportFEAT.COM - Badminton World Federation (BWF) menyebut Gregoria Mariska Tunjung dan lima pemain lainnya menjadi kuda hitam di Olimpiade Tokyo 2020.

Gregoria Mariska Tunjung menjadi salah satu pebulu tangkis Indonesia yang bakal unjuk gigi di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

Pemain berusia 21 tahun itu menjadi satu-satunya wakil Tanah Air di nomor tunggal putri pada Olimpiade Tokyo 2020.

Di turnamen empat tahunan tersebut, Gregoria bakal bertemu lawan-lawan top dunia seperti Tai Tzu Ying, Chei Yun Fei, PV Sindhu hingga wakil tuan rumah Nozomi Okuhara.

 Baca Juga: Lolos ke Olimpiade Tokyo 2020, Gregoria Mariska Tunjung Malah Minder Gara-gara Hal Ini

Meski tak berstatus sebagai unggulan, perempuan yang akrab disapa Jorji itu dinilai bisa memberikan kejutan di Olimpiade Tokyo 2020.

BWF bahkan tak ragu memasukkan nama Gregoria sebagai salah satu dari enam pemain tunggal putri yang bisa menjadi kuda hitam di Negeri Sakura.

Ia bergabung dengan nama-nama seperti Zhang Beiwen (Amerika Serikat), Michelle Li (Kananda), Busanan Ongbamrungphan (Thailand), Mia Blichfeldt (Denmark) dan Kirsty Gilmour (Skotlandia).

"Gregoria memiliki bakat langka sebagai strokeplayer, tapi hasilnya memang belum mencerminkan bakatnya," tulis BWF dalam laman resminya.

"Dia telah berjuang untuk naik ke papan atas setelah kesuksesan awalnya yang spektakuler.

"Tapi karena dia baru berusia 21 tahun, waktu masih ada di pihaknya,” tambah pernyataan tersebut.

Baca Juga: Gregoria Sadar Dirundung Masalah Monoton: Dari Dulu Begitu-begitu Saja

Di sisi lain, Gregoria Mariska Tunjung tengah disibukkan dengan persiapan ketat sebelum terbang ke Jepang.

"Persiapan dua minggu terakhir ini, dari pelatih saya diberi latihan ekstra, seperti penambahan latihan besi dan peningkatan fisik, juga termasuk latihan di dalam lapangannya. Intens banget programnya," ucap Gregoria.

Selain mengasah fisik dan strategi, pemain jebolan Mutiara Cardinal tersebut fokus membenahi faktor non-teknis.

Untuk hal ini, Gregoria Mariska Tunjung sampai berkonsultasi dengan psikolog olahraga.

"Selain itu, di sisi nonteknis mulai tahun ini saya mencoba untuk konsultasi ke psikolog karena masalahnya kan mindset saya sudah lumayan lama kalau bisa dibilang seperti ini. Dari 2019 masih begitu-begitu saja masalahnya," ujar Jorji.

"Unggul jauh, terkejar lalu kalah. Jadi, saya merasa perlu ada orang yang bisa pelan-pelan mengubah mindset itu dan membuat saya kembali percaya diri," timpalnya.

Gregoria Mariska Tunjung pun berharap bisa tampil apik di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

"Untuk nanti di Olimpiade, saya mencoba untuk terus menyemangati diri sendiri tanpa memikirkan hasil. Kadang yang membuat saya tidak bisa nengontrol diri sendiri itu karena terlalu menggebu-gebu," kata Gregoria.

"Jadi, sebisa mungkin motivasi itu dijadikan sesuatu hal yang positif, bukan menjadi merugikan. Harapan di Olimpiade nanti, pastinya mau hasil terbaik.

Baca Juga: Gregoria Sadar Dirundung Masalah Monoton: Dari Dulu Begitu-begitu Saja

"Apalagi saya sudah diberi kesempatan untuk tampil karena tidak semua atlet punya kesempatan tampil di sana," lanjut Jorji.

"Saya bersyukur mendapat kesempatan itu dan saya mau maksimalkan tanpa banyak berpikir macam-macam. Saya harus lebih tahu saja apa yang akan saya lakukan nanti," tutupnya.