SportFEAT.com - Mungkinkah Marcus/Kevin dipecah demi persiapan jangka panjang ganda putra Indonesia di Olimpiade Paris 2024?
Kegagalan di Olimpiade Tokyo 2020 membuat perhatian pada ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo lebih serius.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo belum berhasil membawa pulang medali dari Olimpiade Tokyo 2020 setelah tersingkir di babak perempat final.
Kekalahan Marcus/Kevin di fase 8 besar itu terjadi dalam dua gim langsung melawan wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang diasuh pelatih Indonesia, Flandy Limpele.
Baca Juga: Hasil Drawing Piala Thomas 2020 - Marcus/Kevin Dkk Dihadang Taiwan, China Masuk Grup Enteng
Kini perhatian kepada The Minions seakan lebih besar terutama berkaitan dengan keberlanjutan karier mereka sebagai duet ganda putra Indonesia.
Marcus/Kevin yang saat ini menempati peringkat satu dunia bisa jadi menghadapi segala kemungkinan yang ada.
Terutama jika menengok usia Marcus Gideon yang sudah menginjak 30 tahun.
PBSI dan tim pelatih ganda putra Indonesia sendiri belum membahas soal duet Marcus/Kevin ke depannya.
Tetapi isu tentang kemungkinan mereka bisa saja di'split' alias dipecah terus muncul.
Mantan Kabid Binpres PBSI, Susy Susanti ikut menyoroti isu tersebut.
Menurut legenda bulu tangkis Indonesia itu, Marcus dan Kevin masih memiliki banyak opsi dalam partnership mereka.
Namun PBSI juga diharapkan bisa bersiap menyambut segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Apalagi, Olimpiade Paris 2024 akan digelar 3 tahun lagi.
Baca Juga: Lawan Greysia/Apriyani di Olimpiade Tokyo 2020 Pensiun, Kekuatan Tim Uber Malaysia Pincang
"Di nomor ganda putra, kita memiliki banyak talenta muda. Karena sekarang kita juga punya Kevin," ucap Susy Susanti dilasnir Sportfeat dari Badminton Planet.
"Saya tidak tahu apakah rencana pelatih untuk tetap memasangkannya dengan Marcus, karena Marcus sudah berusia 30 tahun."
“Di nomor ganda putra ini sebenarnya kita punya Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto yang seusia dengan Kevin,” kata peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu lagi.
Terlepas dari itu, kegagalan Marcus/Kevin di Olimpiade Tokyo 2020 menjadi pelajaran berharga bagi mereka.
Pelatih ganda putra Indonesia, Herry IP berujar bahwa kekalahan Marcus/Kevin di Olimpiade Tokyo 2020 lalu bukan karena teknik mereka yang buruk.
Namun lebih ke masalah psikologis, aspek mental terjadi akibat memikul beban tinggi sebagai ganda putra terbaik dunia dan unggulan teratas.