SportFEAT.com – Tunggal putra Denmark, Anders Antonsen takjub melihat penggemar Taufik Hidayat asal Sri Lanka yang ia kalahkan di Kejuaraan Dunia 2021 ternyata sudah berkarier lebih dari dua dekade.
Tunggal putra Denmark, Anders Antonsen berhasil meraih hasil gemilang di babak kedua Kejuaraan Dunia 2021.
Hasil itu didapat usai Antonsen menumbangkan wakil veteran asal Sri Lanka, Niluka Karunaratne.
Sesuai prediksi, tunggal putra unggulan ketiga itu mampu menang mudah dengan skor 21-11, 21-15.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2021 - Satu-satunya Wakil Indonesia Ambyar di Tangan Ganda Campuran Terbaik Jerman
Namun, ada satu hal yang membuat Anders Antonsen itu takjub usai mengalahkan Niluka Karunaratne.
Niluka ternyata sudah berkarier lebih dari dua dekade, bahkan debutnya di ajang Kejuaraan Dunia terjadi pada tahun 2001 saat masih berusia 15 tahun.
Kehebatan pemain berusia 36 tahun tersebut membuat Antonsen kehabisan kata-kata.
"Itu gila, menakjubkan! Saya tidak pernah berpikir jika saya bisa bermain begitu lama,” kata Anders Antonsen dilansir SportFEAT.com dari BWF Badminton.
“Kita lihat saja nanti, tapi itu pencapaian yang gila," ujar Antonsen.
Di sisi lain, Niluka Karunaratne merasa puas meskipun langkahnya harus terhenti di babak kedua Kejuaraan Dunia 2021.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2021 - Termasuk Ganda Putri Nomor 1 Malaysia, 4 Unggulan Gugur Berjamaah!
"Setelah melalui masa sulit, minimnya waktu latihan, kesempatan tampil di Olimpiade, kemudian berlatih dengan tim Jerman di Mulheim, saya mampu tampil baik saat melawan salah satu pemain terbaik dunia,” jelas Niluka Karunaratne.
“Saya puas. Saya cukup senang dan bangga dapat kembali mewakili negara saya di Kejuaraan Dunia lagi," sambung Niluka.
Lebih jauh, tunggal putra Sri Lanka itu mengenang debutnya di Kejuaraan Dunia 2001.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2021 – Keganasan Anak Didik Pelatih asal Indonesia Bikin Lee Chong Wei Was-was
Niluka merasa senang melihat sang idola yakni Taufik Hidayat walaupun harus kalah di babak semifinal.
“Saya ingat saat Hendrawan memenangkan Kejuaraan Dunia. Saya adalah penggemar berat Taufik Hidayat, dia pemain favorit saya,” jelas Niluka.
“Saya ingat Hendrawan melawan Taufik di semifinal dan Taufik memimpin dengan beberapa poin tapi kemudian dia cedera.
“Dia tidak bisa bergerak untuk menambah poin dan harus menyerah. Hendrawan melaju ke final dan mengalahkan Peter Gade,” tambah tunggal putra Sri Lanka itu.
Lebih lanjut, Niluka mengaku saat ini belum ada tunggal putra yang menandingi kehebatan era F4 (Famous Boys).
Saat itu F4 yang dihuni Taufik Hidayat, Lee Chong Wei, Lin Dan, dan Peter Gade merupakan jajaran atas tunggal putra bulu tangkis dunia.
Baca Juga: Piala AFF 2020 – Gagal Curi Kemenangan, Kapten Vietnam Puji Kehebatan Timnas Indonesia
“Anda mungkin bisa mengatakan ada pemain yang lebih baik dari Taufik atau Lee Chong Wei atau Lin Dan atau Peter Gade,” ungkap Niluka Karunaratne
“Tapi menurut saya, tidak ada pemain lain yang bisa bermain dengan intensitas kualitas permainan seperti mereka.”
“Seperti final Kejuaraan Dunia 2011 atau final Asian Games 2006, mereka memiliki intensitas dan kualitas yang luar biasa,” ungkap Niluka lagi.
Baca Juga: Piala AFF 2020 – 2 Hal yang Ditakuti Pelatih Malaysia Jelang Bentrok Lawan Indonesia
Tapi penggemar Taufik Hidayat itu bersyukur saat ini bulu tangkis menjadi salah satu olahraga yang populer.
Nominal hadiah juga mulai berkembang, dan semua sektor bulu tangkis mulai menguat.
“Tapi hiburan, uang dan sponsor dan jumlah peserta yang terlibat dalam turnamen bulu tangkis sekarang lebih banyak,” kata Niluka.
“Bulu tangkis telah berkembang pesat. Di tunggal putri, level permainannya sudah sangat tinggi,” pungkas Niluka.