SportFEAT.com - Kehadiran Gigi Dall'igna di Ducati terus membawa dampak positif hingga membuat tim Merah Borgo Panigale bergerak ke arah yang tepat di MotoGP.
Gigi Dall'Igna menjadi sosok kunci di balik melesatnya performa Ducati dalam beberapa tahun terakhir di MotoGP.
Sejak didatangkan pada 2013 silam. Ducati mengalami perkembangan signifikan dan menjadi tim paling inovatif.
Beberapa inovasi tim Merah Borgo Panigale terlihat jelas saat penggunaan winglet hingga rear high device.
Memang, soal urusan teknik, Ducati sangat maju.
Namun siapa sangka, kemajuan itu awalnya tidak didukung semua pihak.
Gigi Dall'Igna yang keras kepala, awalnya justru dipandang bagai musuh di kubu timnya sendiri.
Baca Juga: Bos Yamaha Bongkar Perbedaan Kekuataan Maverick Vinales dengan Sang Juara Dunia MotoGP 2021
"Saya keras kepala. Terkadang itu membawa saya untuk melampaui batas," ucap Gigi Dall'igna dikutip Sportfeat dari Paddock GP.
"Kadang itu membuang-buang waktu ketika Anda keras kepala berpegang pada hal-hal yang secara objektif tidak benar," imbuh pria bernama lengkap Luigi Dall'igna tersebut.
Sifat keras kepala Gigi Dall'Igna memang banyak membuatnya jadi banyak musuh.
Tetapi justru berawal dari situlah, yang membuat Ducati bergerak ke arah kemenangan.
Baca Juga: Alasan Akane Yamaguchi Selalu Minim Selebrasi bahkan Ketika Sukses Jadi Juara Dunia 2021
Saat ini Ducati terus mendominasi kejuaraan dunia tim dan konstruktor. Cuma kategori juara dunia pembalap yang masih belum tercapai.
Di MotoGP 2021, hal itu nyaris diraih andai Francesco Bagnaia tak terjatuh di seri Emilia Romagna kemarin.
"Ketika saya gabung dengan Ducati, saya mungkin lebih dianggap sebagai mush daripada bos," kata Dall'igna.
"Artinya saya bisa menjalankan orang dan bisnis ini dengan baik. Ini sangat fundamental di MotoGP zaman sekarang."
Baca Juga: Piala AFF 2020 - Strategi Bumerang Tan Cheng Hoe yang Bikin Malaysia DIbantai Timnas Indonesia
Dall'igna kini semakin berambisi besar di MotoGP 2022.
Ia semakin percaya dengan kemampuan dan bakat para pembalap Ducati.
Terlebih di musim depan, Ducati akan diperkuat 8 pembalap. Impian juara dunia pembalap jadi sasaran utama.
"Kami merasa sangat siap untuk mengambil langkah terakhir dan harapan kami sangat tinggi," tegas Dall'igna.
"Memenangkan kejuaraan dunia itu sulit, tetapi kami semua akan mengerahkan jiwa kami untuk membawa gelar pembalap kembali ke Ducati, karena sudah terlalu lama hilang."
"Sekarang kami dilarang membuat kesalahan," tegasnya.
Ducati terakhir kali meraih gelar juara dunia pembalap adalah pada 14 tahun lalu lewat pembalap asal Australia, Casey Stoner pada MotoGP 2007.