Baca Juga: Perebutan 1 Kursi Pabrikan Ducati Makin Panas, Luca Marini Bisa Nikung
Sebelum berjibaku melawan Leo/Daniel. Chia/Soh juga sudah dibuat pontang-panting dengan lawan berperingkat jauh lebih rendah.
Pasangan ganda putra peringkat 7 dunia itu juga sempat rubber game melawan ganda putra Korea Selatan Kim Hwi-tae/Kim Jae-hwan.
Bahkan merkea kalah saat menghadapi Yuta Takei/Ayato Endo yang berperingkat 857 dunia saat melawan Jepang.
Gara-gara penampilan yang naik turun itu, membuat Rexy benar-benar ketar-ketir.
Baca Juga: Daftar Pemain Indonesia di Kejuaraan Beregu Asia 2022 yang Mundur dari German Open 2022
Pelatih sekaligus mantan ganda putra legendaris Indonesia itu kini terus berusaha untuk meyakinkan mentalitas Chia/Soh.
"Apakah saya khawatir, ya tentu," aku Rexy.
"Tapi penting juga untuk tidak terlalu terus memikirkannya," imbuh peraih medali emas Olimpiade Atlantan 1996 itu.
"Saya bangga dengan mereka yang sudah bisa mengatasi kesulitan tekanan seperti itu untuk memenangi pertandingan."
Baca Juga: Raul Fernandez Berlian Terpendam, KTM Tech3 Tetap Waspada Asetnya Dibajak saat MotoGP 2022 Dimulai
"Ini adalah sesuatu yang positif, karena mereka membuktikan masih bisa bertahan dalam performa terbaiknya. Itu bukan hal mudah."
"Sekarang yang terpenting adalah membuat analisis pasca-turnamen dan mengidentifikasi area yang perlu kami perbaiki."
"Sebelum mereka berangkat ke Eropa (ke German Open 2022 dan All England 2022) bulan depan," pungkas Rexy.
Aaron Chia/Soh Wooi Yik sampai saat ini memang memiliki beban besar karena sebagai ganda putra top 10 dunia, mereka belum pernah juara turnamen apapun sebagai pasangan sejak bertandem pada 2017 silam.
Baik itu di turnamen level tinggi ataupun level rendah BWF.