Find Us On Social Media :

Lihat Insiden Kecelakaan Marc Marquez, Jorge Lorenzo Tambah Yakin Motor Honda Paling Berbahaya di MotoGP

Mengenal Diplopia yang dialami Marc Marquez

SportFEAT.com - Jorge Lorenzo semakin yakin menganggap motor RC213V Honda adalah motor paling mudah mengalami highside di MotoGP, usai melihat insiden Marc Marquez kecelakaan.

Perdebatan tentang motor RC213V Honda di MotoGP sebagai motor paling berisiko kembali mencuat.

Kecelakaan yang dialami Marc Marquez di MotoGP Indonesia 2022 menjadi pemicunya.

Marc Marquez mengalami highside cukup parah pada sesi warm-up di SIrkuit Mandalika.

Baca Juga: Efek Samping Diplopia Marc Marquez Kali Ini Membuat Karier MotoGP Marc Marquez Terancam di Ujung Tanduk

Akibat kecelakaan itu, Marquez kembali dihantam diplopia untuk ketiga kalinya dalam hidupnya.

Setelah melihat insiden Marc Marquez di Mandalika, salah satu legenda MotoGP sekaligus juara dunia 5 kali, Jorge Lorenzo turut berkomentar.

Jorge Lorenzo ikut bertanya-tanya mengapa Honda masih juga belum berubah dari embel-embel motor yang mudah highside di MotoGP.

Keheranan Lorenzo tidak lepas dari pengalamannya sendiri.

Jorge Lorenzo pernah bernaung di tim Repsol Honda sekaligus jadi rekan setim Marquez pada 2019.

Baca Juga: Swiss Open 2022 - Jagoan Baru Malaysia Terindikasi Telat Panas, Jonatan Christie Wajib Tancap Gas

Namun musimnya bersama tim berlogo sayap tunggal itu tidak manis. Selama 2019, Lorenzo banyak mengalami kecelakaan di atas RC213V.

Salah satunya cukup parah karena merambah bagian tulang belakang, hingga akhirnya Lorenzo memutuskan pensiun di akhir tahun 2019.

Berkaca dari pengalaman dan insiden Marc Marquez, Lorenzo yang sekarang jadi komentator DAZN, semakin meyakini bahwa RC213V adalah motor yang mudah melemparkan pembalapnya ke udara alias mengalami highside.

Baca Juga: Mantan Teknisi Honda Sebut Dani Pedrosa Jadi Sosok Paling Berjasa di Balik Gemilangnya KTM di MotoGP 2022

"Saya tidak tahu apakah Anda pernah melihatnya, tapi tahun lalu saya sudah pernah bilang bahwa Honda adalah satu-satunya motor di MotoGP yang sudah mengalami highside dengan semua pembalapnya," ungkap Jorge Lorenzo.

"Tentu yang paling logis dari kejadian itu adalah indikasi adanya masalah dengan kontrol traksi...."

"Tetapi, saya tidak berpikir bahwa masalah kontrol traksi benar-benar menjadi pemicunya," tukas Lorenzo.

Baca Juga: Swiss Open 2022 - Sempat Tertunda, Duel Panas Jonatan Christie Vs Jagoan Baru Malaysia Bakal Tersaji Malam Ini

Setelah Marquez kecelakaan, bos Repsol Honda Alberto Puig, sibuk menyalahkan Michelin yang jadi pemasok ban.

Michelin memang memperkenalkan ban baru khusus untuk digunakan di sirkuit Mandalika.

Menurut Puig, ban baru tersebut yang memicu kecelakaan pada Marquez.

Sementara, Lorenzo tampaknya berpikir lain.

Baca Juga: Akibat Digantung Fabio Quartararo, Yamaha Mulai Pepet Terus Toprak Razgatlioglu

Menurut mantan pembalap berjulukan Por Fuera itu, ada sesuatu dalam mekanisme kerja motor RC213V yang memicu risiko highside lebih tinggi.

"Honda adalah satu-satunya motor MotoGP yang masih sering mengalami ini dengan para pembalapnya," kata Lorenzo.

"Itu jelas bukan hal yang wajar mengingat kemajuan semua sistem elektronik MotoGP zaman sekarang, tapi Honda masih saja mengalaminya," kata dia.

Baca Juga: Hasil Swiss Open 2021 - Tak Kuasa Menahan Cedera, Ahsan/Hendra Menyerah di Tengah Laga usai Bertarung 12 Menit, Leo/Daniel Genggam Tiket 16 Besar

Lebih lanjut, Lorenzo mengenang salah satu insiden highside di atas RC213V Honda semasa masih balapan.

"Saya punya satu kecelakaan dengan Honda di Qatar, itu terjadi saat Jumat sore (latihan bebas), tulang rusuk saya patah," kenang Lorenzo dalam Todocircuito.

"Itu adalah kecelakaan dengan risiko yang tinggi."

"Apa mungkin sistem elektronik Honda yang kurang canggih dibanding tim pabrikan lain? Saya kurang tahu."

"Atau karena mereka menggunakan elektronik yang lebih sedikit? Atau barang kali memang motor tersebut yang mudah mengalami highside," tukas dia lagi.

Baca Juga: Marc Marquez Deja Vu Penderitaan Tiada Akhir, Belum Jelas Kapan Bisa Comeback di MotoGP 2022

Terlepas dari pendapat Jorge Lorenzo itu, banyak faktor kompleks yang menyebabkan pembalap bisa mengalami highside.

Entah itu dari kontrol traksi, elektronik, faktor ban atau bahkan dari faktor gaya membalap Marc Marquez sendiri.

Yang pasti, Honda mesti melakukan  analisis lebih lanjut dan menyelidiki secara menyeluruh penyebab seringnya pembalap mereka mengalami highside, terutama untuk kasus Marquez.

Apalagi, Honda masih punya kontrak hingga 2024 terhadap Marquez yang kini fisiknya kemungkinan besar tidak 100 persen bugar setelah dihantam berbagai cedera.