Find Us On Social Media :

Malaysia Masters 2022 - Frustrasinya Ganda Putra Andalan Malaysia Bertahan di Tengah Gempuran Serangan Fajar/Rian

Ganda putra Malaysia. Aaron Chia/Soh Wooi Yik saat tampil di Indonesia Masters 2021, November 2021.

Pada kekalahan di Malaysia Masters 2022, situasi miris sempat dialami ganda putra andalan tuan rumah itu.

Baca Juga: Malaysia Masters 2022 - Pelatih Ganda Putra Indonesia Jadi Pengangguran Gara-gara Murid Sendiri

Pada gim ketiga, Chia/Soh seperti hilang fokus. Mereka sampai ketinggalan sangat jauh 2-11 di gim ketiga, sebelum akhirnya kalah dengan skor 14-21, 21-19, 10-21.

Rasa frustrasi menghantui mereka sebab Chia/Soh tak kunjung menemukan celah dari Fajar/Rian yang sangat solid.

"Kekalahan ini jelas menjadi pembelajaran bagi kami. Kami harus belajar dari mereka dan menganalisis permainan mereka," kata Soh Wooi Yik.

"Fajar/Rian sangat solid sekali dan sulit menemukan celah saat melawan mereka," ucapnya Soh.

Baca Juga: Malaysia Masters 2022 - Fajar/Rian Triple Kill Wakil Tuan Rumah, Ganda Putra Malaysia Siap-siap Dikeramasi Rexy Mainaky

Selain pertahanan yang kokoh, Chia/Soh juga sangat pontang-panting kesulitan menerima gempuran serangan yang tiada habisnya dari Fajar/Rian.

Akibat itulah yang membuat gap skor mereka sangat jauh pada gim ketiga.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi pada gim ketiga, kami kalah angin," sahut Aaron Chia.

"Dan sangat sulit bagi kami untuk bertahan dalam menghadapi gempuran serangan dari Fajar/Rian."

"Selain itu kami juga banyak melakukan kesalahan sendiri dan kami tidak bisa mengejar setelah gap skornya semakin jauh," ujar Chia.

Kekalahan Chia/Soh dari Fajar/Rian tidak hanya membuat tuan rumah gigit jari karena tak punya wakil di final.

Namun juga menambah panjang puasa gelar ganda putra peringkat 6 dunia itu untuk memecah kebuntuan titel gelar BWF World Tour.

Sejak dipasangkan pada 2017, Aaron Chia/Soh Wooi Yik sama sekali belum pernah juara di turnamen BWF baik low-level maupun high-level.

Mereka pernah memijak enam kali final, tetapi enam kali pula harus selalu berakhir jadi runner-up.