SportFEAT.com - Kabar Shi Yu Qi ikut Kejuaraan Dunia 2022 jelas menjadi alarm keras untuk Anthony Sinisuka Ginting. Bukan hanya karena rekor pertemuannya yang buruk, tapi juga nasibnya yang selalu tragis di ajang bergengsi tersebut.
Mendengar nama Shi Yu Qi comeback di Kejuaraan Dunia 2022, jelas menjadi angin segar khususnya dalam peta persaingan tunggal putra dunia.
Terlepas dari kontroversi baru soal desas-desus bahwa Asosiasi Bulu Tangkis China menyalahi statuta BWF, kembalinya Shi Yu Qi ke turnamen internasional setelah dibebaskan dari skors satu tahun, menjadi alamr keras bagi Anthony Sinisuka Ginting.
Tunggal putra terbaik Indonesia sekaligus peringkat 6 dunia itu mungkin wajib waspada pada petualangan barunya di Kejuaraan Dunia 2022 nanti.
Pasalnya tantangan Ginting sekarang menjadi dobel menuju Kejuaraan Dunia 2022 yang akan digelar pada 22-28 Agustus di Tokyo, Jepang mendatang.
Pertama, jelas karena Ginting punya rekor buruk dengan Shi Yu Qi.
Shi Yu Qi merupakan musuh bebuyutan Ginting bahkan sejak keduanya bertemu di level junior, tepatnya 2014 silam.
Ginting punya rekor head-to-head yang buruk ketika setiap kali berhadapan dengan Shi Yu Qi, 0-6.
Ya, dalam enam kali pertamuan dengan Shi, Ginting sama sekali belum pernah menang atas tunggal putra peringkat 17 dunia itu.
Meski julukan Giant Killer pernah tersemat di pundak Ginting karena mampu menaklukkan nama-nama tunggal putra besar China seperti Lin Dan dan Chen Long, faktanya Ginting sama sekali tak berkutik tiap kali berjumpa Shi Yu Qi.
Salah satu momen kesempatan terbesarnya menang atas Shi Yu Qi terjadi di final beregu Asian Games 2018, saat Indonesia ketemu China.
Sayangnya, di momen itu, Ginting harus kalah dengan sangat dramatis, ketika poin sudah hampir menang namun kakinya kram dan tak dapat melanjutkan pertandingan.
Ginting sendiri mengakui bahwa Shi Yu Qi memang jadi 'momok' atau lawan terberat yang paling menyusahkannya dalam karier dia.
Itu Ginting ucapkan dalam beberapa kali kesempatan usai ia menelan kekalahan dari Shi.
Ginting sangat kesulitan mengantisipasi pukulan dari Shi Yu Qi.
Pukulan Shi Yu Qi, bagi Ginting sangat berbeda dengan pemain lawan kebanyakan, yang mana jenis stroke-nya sangat tidak nyaman untuk dikembalikan oleh pemain besutan SGS PLN Bandung yang bertipe menyerang tersebut.
"Variasi-variasi stroke nya Shi Yu Qi, kurang enak ke saya," ucap Ginting usai pertemuan terakhirnya dengan Shi Yu Qi, yang terjadi di Swiss Open 2019 (15/3/2019).
"Kalau lawan yang lain kan saya masih bisa rancang serangan. Kalau sama dia, saya kurang dapat kesempatan untuk menyerang," jelas Ginting.
"Dari (pertemuan) sebelumnya juga merasa seperti itu. Saya sudah coba berbagai cara untuk mengatasi dia, dari meladeni relinya, dan jaga serangannya, tapi dia memang powernya kuat dan cepat,” jelas Ginting lagi.
Tantangan besar yang mesti siap dihadapi Ginting jelang Kejuaraan Dunia 2022 bukan cuma karena kehadiran Shi Yu Qi.
Adapun tantangan lainnya adalah track record Ginting setiap kali ikut Kejuaraan Dunia yang juga selalu tidak bagus.
Ginting sama sekali belum pernah meraih medali di ajang Kejuaraan Dunia.
Namun bukan perkara gagal mendapat medali yang dibahas di sini, melainkan soal performa Ginting yang selalu tersingkir lebih awal setiap kali mentas di Kejuaraan Dunia.
Ginting pertama kali debut di ajang Kejuaraan Dunia tahun 2017.
Kala itu ia mulai diharapkan bisa melangkah jauh karena performanya yang mulai meningkat.
Sayangnya, Ginting justru tersisih di babak 32 besar setelah kalah dari Sai Praneeth Bhamidipati dari India.
Setahun kemudian, di Kejuaraan Dunia 2018, Ginting lagi-lagi kandas di babak 32 besar setelah gagal melewati hadangan Kanta Tsuneyama asal Jepang.
Kembali tampil untuk ketiga kalinya di Kejuaraan Dunia 2019, Ginting masih saja belum mampu setidaknya menembus perempat final.
Ginting gagal di babak 16 besar setelah kembali kalah dari Sai Praneeth.
Kejuaraan Dunia 2020 ditiadakan karena pandemi, sedangkan di Kejuaraan Dunia 2021 kemarin skuad Indoneisa sama sekali tidak ikut mengirimkan wakil.
Tak heran, Kejuaraan Dunia 2022 kali ini benar-benar menjadi tantangan, ujian sekaligus kesempatan dan ajang pembuktian bagi Ginting untuk memutus rekor buruknya.
Berikut rekor head-to-head Ginting dengan Shi Yu Qi.
Swiss Open 2019: Ginting kalah 9-21, 17-21
BWF World Tour FInals 2018: Ginting kalah 8-21, 19-21
Fuzhou China Open 2018: Ginting kalah 21-16, 14-21, 14-21
Asian Games 2018 (beregu putra): Ginting kalah 21-14, 21-23, 20-21 (retired, Ginting cedera)
German Open 2018: Ginting kalah 17-21, 21-18, 18-21
Kejuaraan Dunia Junior 2014: Ginting kalah 19-21, 15-21
Riwayat pertandingan Anthony Sinisuka Ginting pada Kejuaraan Dunia:
Kejuaraan Dunia 2017 - R32: kalah dari Sai Praneeth B (India) 21-14, 18-21, 19-21
Kejuaraan Dunia 2018 - R32: kalah dari Kanta Tsuneyama (Jepang) 17-21, 13-21
Kejuaraan Dunia 2019 - R16: kalah dari Sai Praneeth B (India) 19-21, 13-21
Kejuaraan Dunia 2020 - ditiadakan
Kejuaraan Dunia 2021 - absen