SportFEAT.com - Andrea Dovizioso secara terbuka mengakui bahwa MotoGP 2022 sudah seperti mimpi buruk baginya. Bukan hanya Yamaha yang dikeluhkan, ada satu pihak yang membuatnya sulit bersaing di musim ini.
Setiap latihan bebas, setiap balapan dari satu tempat ke tempat berikutnya, ternyata menjadi penderitaan tiada akhir yang ditahan Andrea Dovizioso sepanjang gelaran MotoGP 2022.
Andrea Dovizioso sudah menunjukkan ketidaktertarikannya di MotoGP sejak memasuki pertengahan musim ini.
Imbasnya, pembalap asal Italia itu telah mengkonfirmasi bahwa ia tak akan balapan di kelas premier pada musim 2023.
Tawaran menjabat sebagai panel Stewards MotoGP pun ia tolak mentah-mentah.
Penurunan performa sejak memakai motor M1 Yamaha sempat digaungkan menjadi pemicu melemahnya hasrat Dovizioso bersaing secara kompetitif di grid.
Kesulitan mengendalikan M1 yang mesti ditaklukkan dengan gaya balap seperti Fabio Quartararo, memang diakui Dovizioso menjadi penyebab performanya menurun.
Tetapi selain daripada itu, ada satu pihak besar yang sejatinya telah merusak cara balap dan kecepatan Dovizioso dalam melintasi sirkuit.
Pihak itu adalah Michelin, yang merilis jenis ban belakang baru sejak 2020.
"MotoGP telah berubah, motornya juga berubah, para kompetitornya juga berubah," kata Andrea Dovizioso.
"Cara balapan Anda sekarang harus dipaksa berubah. Jelas akan ada banyak alasan besar dan kecil yang mempengaruhi ini, tapi jika semua digabungkan, itulah yang sedang saya alami sekarang," kata pembalap 36 tahun tersebut.
Tidak sedikit yang mengatakan bahwa penurunan performa Dovizioso hampir sama dengan apa yang dialami Valentino Rossi di musim 2021.
Hanya saja, ada perbedaan mendasar dari keadaan keduanya.
Rossi saat itu memang tengah menikmati masa akhir menuju pensiun. The Doctor pun sempat masih bisa kompetitif.
Namun Dovizioso, ia benar-benar 'blank' seolah tak tahu harus bagaimana lagi meningkatkan performanya.
"Selama musim ini, setiap balapan adalah mimpi buruk bagi saya. Saya selalu berupaya untuk bertahan," kata Dovizioso usai seri Jerman.
"Ini sudah bukan persoalan meracik strategi atau memutuskan sesuatu, karena pada dasarnya saya sudah tidak memiliki kendali untuk kecepatan saya," tukasnya.
"Tahun ini benar-benar buruk, sangat buruk bagi saya. Tapi mau bagaimana lagi, kenyataannya memang begini," ucap pembalap tertua di grid musim ini.