"Kami sudah bisa mengatakan bahwa tidak boleh ada yang mengganggu Pecco (sapaan akrab Bagnaia, red)," tegas Gigi Dall'Igna dikutip Sportfeat dari Speedweek.
"Akan sangat bodoh kalau ada pembalap Ducati lain yang mengganggunya tanpa alasan," tukas Dall'Igna.
Baca Juga: Bursa Transfer MotoGP - Alasan Pramac Racing Pertahankan Johann Zarco dan Jorge Martin
Ucapan Gigi Dall'Igna itu sontak memicu spekulasi bahwa di musim ini, seolah tidak boleh ada rider Ducati lain yang mengejar gelar juara di seri-seri selanjutnya. Padahal masih tersisa sekitar 7 seri lagi.
Ucapan pria asal Italia itu juga seakan membatasi kebebasan rider Ducati lainnya untuk mencari prestasi mereka sendiri.
Dan otomatis membatasi performa tim-tim satelit Ducati sendiri. Bahkan termasuk membatasi peluang Jack Miller selaku rekan setim Bagnaia dan sesama rider pabrikan Ducati.
Padahal, di musim ini, persaingan internal antara sesama rider Ducati begitu sengit.
Namun rupanya pemandangan itu tampaknya tidak akan disukai lagi oleh Dall'Igna.
Hanya Bagnaia yang ia prioritaskan untuk mengejar gelar juara dunia.
Entah karena rasa sangat percaya bahwa hanya Bagnaia yang bisa mewujudkan impian Ducati, atau karena keegoisan Ducati sendiri yang lebih besar.
Saat ini Ducati telah memimpin klasemen kejuaraan dunia MotoGP di kategori konstruktor dan tim.
Di klasemen konstruktor mereka sukses bercokol di puncak dengan raihan 296 poin.
Sedangkan di klasemen tim, Ducati Lenovo unggul dengan 279 poin.
Baca Juga: Update Pembalap MotoGP 2023 - Marc Marquez Jadi Pembalap Tim Pabrikan yang Belum Memiliki Tandem
Rasa egois dicampur ambisi besar Gigi Dall'Igna itu mungkin muncul akibat paceklik Ducati yang terasa begitu lama tak kunjung berakhir.
Terakhir kali Ducati mampu memiliki juara dunia adalah di tahun 2007, lewat Casey Stoner.
Peluang mereka sempat terbuka ketika masih memiliki Andrea Dovizioso, di tahun-tahun 2017 hingga 2019. Sayangnya saat itu kedigdayaan Marc Marquez masih menyala dan Dovizioso pun harus tiga kali beruntun mentok puas sebagai runner-up MotoGP.