Alias terancam gagal mempertahankan gelar juara.
Baca Juga: MotoGP Thailand 2022 - KTM Siap Acak-acak Pesta Ducati Lagi Kalau Balapan Hujan
Ia mengakui bahwa sejauh ini belum menemukan kenyamanan membalap di atas M1, yang membuatnya sulit mengarungi balapan demi balapan.
Bahkan di seri Jepang pekan lalu, Quartarari sangat terlihat kesulitan menyalip siapapun di depannya. Yang ia lakukannya hanya bisa bertahan mempertahankan posisi hingga finis kedelapan.
"Bagaimanapun saya harus memikirkan ke depan, dan itu adalah seri Thailand, karena kami baru akan kembali lagi ke Jepang tahun depan yang mungkin akan dibekali motor lebih baik," ucap Fabio Quartararo dikutip Sportfeat dari Autosport.
"Tapi, saya akui bahwa saya sudah tidak lagi merasa nyaman membalap di balapan."
"Kalau saya tidak bisa start di front row, maka saatnya ucapkan bye-bye pada kemenangan," kata Quartararo lagi.
Di paruh kedua musim ini, Quartararo baru satu kali naik podium. Di seri Austria.
Selebihnya, ia sering terlempar dari 3 besar dan sulit menembus finis lima besar. Bahkan Quartararo sempat DNF di Aragon saat kontak dengan Marc Marquez. Menodai catatannya sebagai pembalap bersih yang jarang sekali melakukan crash.
Kenyamanan berkendara saat balapan di atas M1 jelas menjadi poin penting Quartararo.
Apalagi di MotoGP Thailand 2022, akan menjadi seri krusial mengigat selisih poinnya dengan Bagnaia cuma 19 poin saja dalam klasemen MotoGP 2022.
Quartararo sendiri sempat memiliki memori manis di Sirkuit Buriram ketika debut di MotoGP 2019.
Kala itu ia bisa meraih runner-up, namun sekali lagi, motor Yamaha sekarang sudah berbeda dan kompetitor semakin cepat.